PENGENALAN GEJALA PENYAKIT PENTING TANAMAN PERKEBUNAN DAN HORTIKULTURA DI LAMPUNG


PENGENALAN GEJALA PENYAKIT PENTING TANAMAN PERKEBUNAN DAN HORTIKULTURA DI LAMPUNG
(Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman)




 Oleh

Susanto
1814161020
Kelompok 3






Description: LOGO-Unila3.jpg
 




















JURUSAN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
I.  PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang

Timbulnya gejala penyakit disebabkan karena adanya interaksi antara tanaman inang dan patogen. Penamaan gejala penyakit dapat didasarkan kepada tanda penyakit, perubahan bentuk, tanaman, pertumbuhan tanaman dan sebagainya.
Sebagai akibat terganggunya pertumbuhan tanaman oleh penyakit, maka akan terjadi perubahan pada tanaman dalam: Bentuk, ukuran, warna, tekstur dan lain-lain (Syamsudin dkk., 2018).

Perubahan tersebut seringkali merupakan gejala yang khas untuk penyakit tertentu. Tetapi adakalanya untuk satu macam penyakit menimbulkan lebih dari satu macam perubahan. Sering kali patogen penyebab penyakit tersebut dapat ditemukan pada jaringan yang terserang (internal) atau pada bagian permukan jaringan (eksternal) dalam bentuk tubuh buah, sclerotium dan sebagainya. (Jackson,2009).

Penyebab penyakit digolongkan menjadi dua besar yaitu penyakit yang bersifat abiotik dan yang bersifat biotik. Untuk yang bersifat biotik (tidak hidup) misalnya polutan udara, polutan tanah, suhu yang ekstrim, kelembaban yang ekstrim, oksigen dan cahaya yang berlebihan atau berkekurangan, unsur hara yang tidak tepat dosis. Sedangkan penyakit yang bersifat biotik (hidup) ada 6 kelompok besar yaitu jamur, prokariotik, virus, viroid, nematode, protozoa dan tanaman tinggi parasit. Penyebab yang bersifat biotik disebut juga patogen yang berasal dari bahasa latin pathos yang berarti sakit dan gene yang berarti penyandi sifat.

Patogen menyebabkan sakit pada gen sehingga ekspresi yang muncul adalah sesuatu yang tidak normal pada tanaman. (Syamsudin dkk., 2018).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.  Mengetahui jenis penyakit penting tanaman di lampung
2.  Mengetahui gejala , penyebab dan cara pengendaliannya.

II.  TINJAUAN PUSTAKA




Penyakit tanaman merupakan adanya penurunan dari keadaan normal dari tanaman yang menyela atau memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya. Penyakit tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus.  Penyakit tanaman lebih sering diklasifikasikan oleh gejala mereka daripada oleh agen penyakit, karena penemuan agen mikroskopis seperti bakteri tanggal hanya dari 19 persen Penyakit akan terjadi apabila ada patogen yang ganas menyerang tanaman yang rentan, di dukung lingkungan yang mendukung patogen untuk menyerang tanaman yang rentan (Tjahjadi, 2009).

Penyakit bisa muncul karena disuatu tempat ada tanaman, pathogen sertalingkungan. Ini yang disebut segitiga penyakit dimana munculnya penyakit karena tiga faktor itu. Salah satu faktor tidak ada atau tidak memenuhi syarat maka penyakit tidak akan muncul. Syarat yang harus dipenuhi oleh ketiga faktor agar muncul penyakit adalah tanaman harus peka, penyebab penyakit harus virulen (fitdan ganas), dan lingkungan mendukung (Nasution, 2008).

Penyakit dapat dikenal dengan mata telanjang dari gejalanya. Penyakit tumbuhan yang belum ada campur tangan manusia merupakan hasil interaksi antara patogen, inang dan lingkungan. Konsep ini disebut dengan segitiga penyakit atau plant disease triangle, sedangkan penyakit tanaman yang terjadi setelah campur tangan manusia adalah interaksi antara patogen, inang, lingkungan dan manusia. Konsep ini disebut segi empat penyakit atau plant disease square(Triharso, 2006).

Patogen adalah sesuatu yang dapat menyebabkan penyakit. Patogen berasal dari bahasa Yunani,Pathos yang berarti menderita dan genesis yang berarti asal.

Umumnya istilah patogen hanya dipakai untuk jasad yang dalamkeadaan sesuai dapat menimbulkan penyakit pada jasad lain  .Penyakit tanaman dapat didefinisikan sebagai penyimpangan sifat normal yang menyebabkan tanaman tidak dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti biasanya (Semangun, 2006).


III.  METODOLOGI PRAKTIKUM




3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada 8 Oktober 2019 dan bertempat di Laboratorium Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.


3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
Alat tulis
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
6 spesimen penyakit pada tanaman antara lain Busuk akar pada pangkal batang tebu ( Xylaria Sp) , Busuk pangkal lada ( Phytoptora Capsisi) , Busuk buah kakao (Phytoptora Palmifora) , Layu fusarium pisang ( Fusarium Oxyporum) , Layu bakteri pisang (Pentalonia Nigronervosa ) , Kerdil pisang (Pseudomonas Solanacearum), dan Pokah bung pada tebu (Fusarium Moniliforme).


3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan yaitu :
1.  Diamati gejala penyakit tanaman yang disediakan oleh asisten dosen
2.  Digambar gejala penyakit saat praktikum
3.  Dituliskan nama penyakit dan pathogen penyebabnya
4.  Dituliskan  cara pengendaliannya.

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN




4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
No
Gambar Makroskopis
Nama patogen
Nama penyakit
1
Busuk buah kakao
Phytoptora Palmifora
2








Busuk akar pada pangkal batang tebu
Xylaria Sp
3








Layu fusarium pisang
Fusarium Oxyporum
4







Busuk pangkal lada
Phytoptora Capsisi

5








Layu bakteri pisang
Pentalonia Nigronervosa
6




 




Pokah bung pada tebu
Fusarium Moniliforme
7








Kerdil pisang
Pseudomonas Solanacearum

4.2 Pembahasan

Gejala pada busuk buah kakao. Penyakit busuk buah kakao adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cendawan Phytoptora palmivora pada buah kakao. Infeksi dapat terjadi pada buah-buah yang masih pentil muda hingga buah-buah yang sudah siap petik. Penyakit ini menyebabkan kerugian yang sangat besar karena serangan langsung ditujukan pada buah yang notabene menjadi sumber penghasilan petani dari bisnis budidaya tanaman kakao
(Elna Karmawati, dkk. 2010).

Gejala serangan awal berupa bercak coklat pada permukaan buah, umumnya pada ujung atau pangkal buah yang lembab dan basah. Selanjutnya bercak membesar hingga menutupi semua bagian kulit buah. Saat kondisi cuaca lembab, pada permukaan bercaktersebut akan tampak miselium dan spora jamur berwarna putih. Miselium dan spora inilah yang akan menjadi alat reproduksi P. palmivora untuk melakukan penyebaran dan penularan penyakit busuk buah ke buah-buah kakao yang masih sehat (Elna Karmawati, dkk. 2010).

Untuk menekan tingkat serangan penyakit ini, beberapa tindakan pengendalian harus dilakukan. Tindakan pengendalian tersebut antara lain: Menggunakan klon unggul yang tahan penyakit busuk buah kakao seperti DRC 16, ICS 6, DR 1 x Sca 12, DRC 16 x Sca 6 atau DRC 16 x Sca 12. Tidak menanam tanaman kakao maupun pohon pelindungnya dengan jarak yang terlalu rapat agar sinar matahari bisa masuk ke dalam kebun dan menjaga tingkat kelembaban udara kebun. Melakukan pemangkasan cabang-cabang tanaman kakao dan pohon penaung secara rutin untuk menjaga kelembaban kebun. Melakukan sanitasi buah-buah yang terserang untuk mencegah penyebaran penyakit ke buah yang sehat. Buah-buah yang sakit harus dimusnahkan dengan cara dikubur dalam lubang sedalam minimal 1 meter. Penyemprotan agen hayati seperti misalnya Trichoderma spp dengan dosis 200 gram per liter sebagai upaya preventif. Penyemprotan diarahkan pada buah sehat. Aplikasi fungisida kontak berbahan aktif tembaga 0,3% saat tingkat serangan sudah sangat tinggi (Elna Karmawati, dkk. 2010).

Akar-akar membusuk, pada ujung akar timbul noda merah yang dapat bersambung menjadi satu sehingga terjadi pembusukan. Diatas ujung yang terserang, akar bercabang-cabang banyak, ujung akar dapat mati dan percabangan menjadi tidak normal (seperti sapu). Silinder pusat hilang, membusuk, ujung-ujung akar menjadi lemas dan berlubang. Cara Pengendalian penanaman varietas tahan, penggunaan benih sehat, penjemuran dan pengeringan tanah, pengolahan tanah yang baik untuk meningkatkan aerasi tanah, drainase dipelihara secara rutin
(Mentan,2015).

Penyakit layu fusarium atau sering disebut penyakit panama pada tanaman pisang disebabkan oleh Fusarium Oxysporum f. Sp Cubense (FOC). Penyakit ini merupakan penyakit paling berbahaya yang menyerang tanaman pisang. Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian lebih dari 35 %. Penyakit ini menular melalui tanah, menyerang akar dan masuk kedalam bonggol pisang. Didalam bonggol ini jamur merusak pembuluh sehingga menyebabkan tanaman layu dan akhirnya mati. Cendawan masuk melalui luka pada akar, kemudian berkembang merusak jaringan pembuluh kayu (xylem). Benang –benang cendawan (miselium) terutama terdapat dalam sel, khususnya terdapat dalam jaringan pembuluh kayu. Akibat kerusakan dan adanya miselium dalam jaringan tersebut sehingga transportasi makanan dan air terganggu, sehingga tanaman menjadi layu dan mati.

Upaya pengendalian penyakit layu sudah banyak dilakukan termasuk pemakaian bahan kimia yang ternyata menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, untuk mengatasi masalah tersebut maka pengendali hayati menjadi sangat penting seperti penggunaan bakteri antagonis yang hidup di daerah perakaran, mempunyai prospek yang dapat berfungsi untuk menekan penyakit dan dapat mendorong pertumbuhan tanaman. Alternatif lain untuk  mengendalikan penyakit layu fusarium  adalah dengan memanfaatkan mikroba agen pengendali hayati. Pengendalian dengan cara ini dilaporkan cukup efektif dan belum ada yang melaporkan timbulnya ketahanan jamur patogen terhadap agen pengendali hayati (Freeman et al., 2002).

Penyakit Busuk Pangkal Batang pada lada disebabkan oleh jamur Phytophthora capsici. Jamur ini dapat menyerang semua bagian tanaman lada. Serangan paling berbahaya dan mematikan tanaman apabila jamur menginfeksi pangkal batang atau akar tanaman. Tanaman yang terserang menunjukkan gejala sebagai berikut
Infeksi pada daun menyebabkan gejala bercak coklat pada bagian tengah, atau tepi ujung daun, Pangkal batang membusuk, terjadi perubahan warna pada pangkal batang, semula berwarna coklat kekuningan, kemudian coklat kemerahan, coklat kehitaman dan akhirnya berwarna hitam, Kulit batang terkelupas dan jaringan kayu akan terlihat coklat kehitaman, Serangan pada pangkal batang menyebabkan daun pucuk layu diikuti daun-daun di bawahnya, kemudian gugur atau tetap menggantung. Dapat dikendalikan dengan cara biologis dan kimiawi. Biologis ,Mencegah terjadinya infeksi Phytophthora capsici karena akarnya mengandung agans hayati seperti Trichoderma sp. Pemberian agens hayati (Trichoderma sp.) dengan dosis 500 kg/ha. Kimiawi, Penyemprotan atau penaburan fungisida sistemik yang berbahan aktif aluminium fosetil 80% dan pemberian fungisida dilakukan pada awal musim hujan dan selama musim hujan (Hastuti, 2009).

Layu bakteri pada tanaman pisang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini menyerang akar, bonggol hingga batang pisang.
Gejala awal terlihat adanya perubahan warna pada daun muda. Pada daun terdapat garis coklat kekuningan ke arah tepi daun, lama kelamaan seluruh daun menguning, berwarna cklat dan akhirnya layu. Bonggol, batang, tandan dan buah pisang yang terserang mengeluarkan lendir berbau, berwarna putih keabu-abuan hingga coklat kemerahan.

Layu bakteri pisang ini dapat di kendalikan dengan cara penggunaan jenis pisang tahan seperti pisang Raja Kinalun dengan nama lokal pisang Perancis, atau pisang Sepatu Amora yaitu sejenis pisang kepok yang tidak mempunyai jantung.
Tidak melakukan tumpang sari atau menanam pisang di lahan bekas pertanaman tomat, jahe, terung, rimbang, meniran, leunca dan kelompok tomat-tomatan lainnya. Tanaman-tanaman tersebut merupakan inang sementara bakteri P. solanacearum. Pengendalian serangga vektor seperti ulat penggulung daun Erionata thrax, pengendalian dapat dilakukan secara mekanis. Serangga lainnya yang diduga sebagai vektor perantara adalah Chloropidae, Platypezidae dan Drosophilidae.

Gejala Serangan pokahbung daun klorosis, pelepah daun tidak sempurna dan pertumbuhan terhambat, ruas-ruas bengkok dan sedikit gepeng serta terjadi pembusukan dari daun ke batang. Bila batang dibelah dalam ruas-ruas membusuk memanjang dan terbagi oleh banyak sekat-sekat melintang sehingga berbentuk menyerupai tangga. Cara Pengendalian Menanam varietas tebu yang tahan terhadap Penyakit Pokkahbung (Mentan,2015).

Penyakit kerdil ditandai dengan pertumbuhan tanaman yang lambat, daun tegak, kaku, pendek dan sempit. Tekstur daun rapuh dan mudah patah. Warna daun berubah menjadi kuning yang dimulai dari tepi daun. Penyakit kerdil pisang disebabkan oleh virus Banana bunchy top virus (BBTV) dan Abaca bunchy top virus (ABTV). Kedua virus ini ditularkan oleh kutu daun (Pentalonia nigronervosa). Upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menanam bibit yang terbebas dari virus, membongkar tanaman yang terserang kemudian membakarnya serta melakukan penyemprotan insektisida untuk mengendalikan vektor hama (Mentan,2015).

V.  KESIMPULAN




Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1.  Jenis-jenis penyakit yang ada di lampung antara lain Busuk akar pada pangkal batang tebu, Busuk pangkal lada, Busuk buah kakao, Layu fusarium pisang, Layu bakteri pisang ,Kerdil pisang dan Pokah bung pada tebu.

2.  Gejala yang menyebabkan penyakit tersebut adalah bakteri dan jamur seperti Xylaria Sp ,  Phytoptora Capsisi , Phytoptora Palmifora , Fusarium Oxyporum , Pentalonia Nigronervosa  , Pseudomonas Solanacearum, Fusarium Moniliforme, dan dapat dikendalikan dengan cara semprot pestisida , bibit tahan penyakit dan pola tanam yang baik.


Comments

Popular posts from this blog

Laporan pemveg PERBANYAKAN TANAMAN MENGGUNAKAN ORGAN KHUSUS

Laporan PERBANYAKAN BIBIT PISANG MENGGUNAKAN TEKNIK KULTUR JARINGAN

laporan kacang panjang