Laporan PENGENALAN LABOLATORIUM KULTUR JARINGAN TANAMAN DAN PERALATANNYA


PENGENALAN LABOLATORIUM KULTUR JARINGAN TANAMAN DAN PERALATANNYA
( Laporan Praktikum Pembiakan Vegetatif )




Oleh

Susanto
1814161020
Kelompok 10









 

















JURUSAN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
I PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang
Kultur jaringan adalah salah satu metode yang digunakan dalam pengembangan
Bioteknologi Tumbuhan. Metode ini merupakan prosedur pemeliharaan dan pertumbuhan jaringan tanaman (sel, kalus, protoplas) serta organ (batang, akar, embrio) pada kultur aseptis (in vitro). Metode kultur jaringan diantaranya digunakan untuk perbanyakan tanaman, modifikasi genotip (plant breeding), produksi metabolit sekunder, pemeliharaan plasma nutfah, penyelamatan embrio (embryo rescue)  (Hartmann dkk., 1997). Menurut Pierik (1977), ada beberapa kelebihan metode kultur jaringan dibandingkan metode yang lain yaitu
1). Metode perbanyakan lebih cepat dibandingkan metode yang lain;
2). Metode ini digunakan untuk perbanyakan tanaman yang sulit diperbanyak dengan metode konvensional;
3). Tanaman hasil kultur jaringan mempunyai jaringan yang lebih kuat dibandingkan metode yang lain ;
4). Dapat digunakan untuk memperoleh tanaman yang bebas penyakit dan tidak
terbatas oleh musim dalam pelaksanaanya. 

Prinsip dasar kultur jaringan adalah teori totipotensi menurut Schwann dan Schleiden (1838) yang menyatakan bahwa setiap sel mempunyai kemampuan untuk tumbuh menjadi individu baru jika berada pada lingkungan yang sesuai. Kondisi lingkungan untuk kultur jaringan harus terkontrol baik dari segi suhu, kelembaban dan cahaya. Selain kondisi lingkungan yang terkontrol, suplai nutrisi dan penambahan zat pengatur tumbuh juga sangat penting. 


Zat pengatur tumbuh sangat penting digunakan untuk mengontrol organogenesis dan morfogenesis dalam pembentukan dan perkembangan tunas dan akar, serta pembentukan kalus. Penggunaan ZPT tergantung pada arah pertumbuhan jaringan tanaman yang diinginkan. Jenis dan konsentrasi ZPT untuk setiap tanaman berbeda tergantung pada genotip 2 dan kondisi fisiologi jaringan tanaman (Endang G. Lestari, 2011). Metode kultur jaringan merupakan prosedur laboratorium aseptis yang membutuhkan fasilitas yang unik dan keahlian khusus.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Mengetahui bagian-bagian ruangan yang ada dalam laboratorium kultur jaringan
2. Mengetahui fungsi laboratorium kultur jaringan




















II. HASIL DAN PEMBAHASAN



2.1 Hasil Pengamatan

Hasil yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
No
Nama alat
Fungsi alat
Cara kerja
1.
Timbangan analitik
Menimbang dengan ketilitian 10-4
analitik
Menimbang dengan ketelitian 10-4
1. Pasangkan catu daya pada listrik
2. Hidupkan timbangan dengan menekan tombol on
3. Beri kertas munyak diatas timbangan,
4. Setelah muncul angka tekan tombol tare
5. (Perhatikan kemampuan berat maksimal dan minimal)
6. Timbang bahan kimia sesuai keinginan
7. Setelah selesai matikan timbangan (off) dan cabut catu daya

2.
PH meter
Mengukur pH suatu media kultur jaringan
1. Sambungkan catu daya dengan listrik
2. Masukkan elektroda pH meter ke dalam larutan
3. Ukur nilai pH

3.
Autoclave
Untuk mensterilkan alat-alat seperti botol kultur, pinset, scalpel, dan media kultur.
1. Buka tutup tangki
2. Masukkan alat ke dalam keranjang (susun rapi)
3. Masukkan keranjang ke  dalam autoclave
4. Pastikan katub velp  tertutup rapat
5. Setel suhu p (121oC)  dan uap udara (17,1 psi)  selama 1 jam.
6. Setelah alarm bunyi  tekan off.


4.
Laminar ait flow cabinet ( LAFC )
Kabinet yang digunakan untuk isolasi, inokulasi dan subkultur. Laminar air-flow cabinet ini harus steril dan bebas dari debu yang dilengkapi dengan UV, lampu neon dan blower. Kabinet ini dapat diganti dengan enkas (kotak tertutup yang terbuat dari kaca atau triplek dengan permukaan licin putih.

1. Nyalakan lampu U.V, minimum selama 30 menit, sebelum laminar air flow digunakan. Hindarkan sinarnya dari badan dan mata.
2. Siapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Alat-alat yang dimasukkan ke dalam Laminar Air Flow Cabinet, disemprot terlebih dahulu dengan alcohol 70% atau spiritus.
3. Meja dan dinding dalam LAF disemprot dengan
alkohol 70% atau spiritus untuk mensterilkan LAF.
4.  Blower pada LAF dihidupkan untuk menjalankan air flow.
5. Nyalakan lampu dalam LAF.
6. LAF sudah siap untuk digunakan.
5.
Destilator
Untuk destilasi air  sehingga diperoleh aquadest
1. Hidupkan destilation unit,sambungkan ke catu daya
 2. Masukkan air keran ke dalam destilation unit
 3. Setelah air dimasukkan akan diperoleh aquades


2.2 Pembahasan

2.2.1 Ruang Persiapan Media (preparation area)
Ruang persiapan merupakan ruangan yang mempunyai 3 fungsi dasar yaitu  untuk
membersihkan alat-alat (alat-alat gelas seperti petri, botol, dll), persiapan dan sterilisasi media, dan penyimpanan alat-alat gelas. Sebuah bak untuk mencuci yang  dilengkapi dengan kran untuk aliran air mengalir juga diperlukan untuk membersihkan alat-alat berbahan gelas.
Selain itu diperlukan meja yang permukaanya dilapisi dengan bahan yang mudah
dibersihkan.  Peralatan selanjutnya yang digunakan dalam ruang preparasi adalah lemari es untuk menyimpan larutan stok dan beberapa media, timbangan analitik, autoclave, pH meter, magnetic stirrer, destilator (Hartmann dkk., 1997). Selain alat di atas, ruangan ini juga dilengkapi dengan alat-alat seperti Hot plate dengan magnetic stirer,Oven, pH meter , kompor gas, labu takar, gelas piala, erlenmeyer, pengaduk gelas, spatula, petridish, pipet, botol kultur, pisau scalpel.

2.2.2 Ruangi Penanaman (Transfer area)
Ruang penanaman merupakan ruang yang digunakan  untuk  isolasi, inokulasi dan
subkultur (penjarangan) pada kondisi steril yang di dalamnya terdapat lemari kaca atau kabinet yang disebut Laminar Airflow (LAF). Laminar Airflow ini digunakan untuk pemotongan eksplan, melakukan penanaman dan subkultur. Akan tetapi jika tidak ada LAF yang memadai, tahap isolasi (pemotongan eksplan) dapat dilakukan di antara kertas saring steril. Sangat dianjurkan untuk menggunakan jas laboratorium yang bersih selama tahap persiapan dan mensterilkan tangan dengan alkohol 96% (Pierik, 1987). Alat-alat seperti scalpel, gunting dan alat-alat inokulasi lainnya harus disterilkan dengan alkohol 96% dan dilanjutkan dengan pemanasan di atas api bunsen. Lampu ultraviolet (UV) juga digunakan
untuk mensterilkan ruang, sebelum LAF digunakan.

Pemotongan eksplan juga dilakukan di dalam LAF yang kemudian dilanjutkan
dengan beberapa tahapan sterilisasi sebelum ditanam pada media kultur. Selama inokulasi atau penanaman, botol yang berisi media padat pada prinsipnya pada kondisi horisontal, hal ini dilakukan untuk mengurangi kontaminasi, terutama ketika tidak bekerja dalam LAF.
Subkultur atau tahap penjarangan juga dilakukan dalam LAF, dan merupakan
tahapan yang perlu dilakukan pada metode kultur jaringan. Ada beberapa alasan perlu dilakukannya subkultur, diantaranya yaitu nutrisi media yang semakin lama semakin berkurang, munculnya browning atau media agar menjadi kecoklatan karena jaringan tanaman kadang mengeluarkan senyawa toksik, atau eksplan membutuhkan tahap perkembangan lebih lanjut.

2.2.3 Ruang Kultur atau Ruang Inkubasi Kultur (Growing area)

Growing area  merupakan ruang pertumbuhan atau ruang penyimpanan hasil kultur pada kondisi cahaya dan temperatur yang terkontrol. Ruang pertumbuhan ini terdiri dari rak-rak yang biasanya terbuat dari kaca dan digunakan untuk meletakkan botol-botol kultur setelah proses penanamanan pada ruang isolasi di dalam LAF. Rak-rak yang digunakan untuk inkubasi dilengkapi dengan lampu neon di atasnya sebagai sumber cahaya. Sedangkan ruang pertumbuhan dalam kultur jaringan dilengkapi dengan Air conditioner (AC) untuk mengontrol suhu ruang.

2.2.6 Ruang Kantor
Ruang kantor adalah ruang yang memiliki fungsi sebagai tempat semua pekerja laboratorium melakukkan penyimpanan peralatan-peralatan seperti alat tulis, jaket, tas dll. Ruangan ini juga memiliki fungsi untuk pekerjaan yang memiliki fungsi dengan administrasi, pencatatn kegiatan, penulisan laporan, analisis data dan juga sebagainya.

2.2.7 Ruang Diskusi
Yaitu adalah ruang yang digunakan sebagai untuk melakukkan rapat, melakukkan diskusi hasil penelitian, pertemuan lab rutin (lab meeting) dan juga pertemuan lain-lainnya

2.2.4 Ruang Simpan
Ruang simpan di laboratorium kultur jaringan memiliki fungsi yaitu antara lain berfungsi untuk menyimpan botol kultur yang sudah dicuci, dikeringkan, serta siap digunakan untuk pembuatan media dan juga digunakan untuk menyimpan media yang telah dibuat.

2.2.5 Ruang Cuci
Ruang cuci yaitu berfungsi untuk kegiatan pencucian alat-alat gelas dan botol-botol kultur yang telah di masukan kedalam autoclaf. Alat-alat yang terdapat dalam ruangan ini yaitu;  1. Sink besar dengan air keran lancer,  2. Bak-bak atau ember,  3. Auto budenberg untuk mensterilkan botol-botol kontaminasi 4. Sikat






















III. KESIMPULAN




Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.

1. Ruangan yang terdapat pada laboratorium kultur jaringan antara lain ruang persiapan media (preparation area,) ruangi renanaman (Transfer area) ,ruang Inkubasi Kultur (Growing area) , ruang kantor, ruang diskusi ,ruang simpan dan ruang cuci. Masing – masing ruangan memiliki fungsi masing-masing.

2. Laboratorium kultur jaringan memiliki fungsi untuk menumbuhkembangkan bagiann tanaman secara aseptic atau asenik.
















DAFTAR PUSTAKA




Endang G. Lestari. 2011. Peranan Zat Pengatur Tumbuh dalam Perbanyakan
         Tanaman melalui Kultur Jaringan. Jurnal Biogen 7 (1):63-68

Hartmann, H.T., D.E. Kester, F.T. Davies Jr., and R.L. Geneve. 1997. Plant
        Propagation: Principle And Practices
. Sixth Ed.

Pierik, R.M.L. 1987. In Vitro Culture of Higher Plants. Martinus Nijhoff
       Publishers. Dordrecht.The Netherlands.

Pierik, R.M.L. 1977. In Vitro Culture of Higher Plants. Martinus Nijhoff
       Publishers. Dordrecht.The Netherlands.

Schwann ,Schleiden 1838 .  Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University
         Press. Yogyakarta 

Comments

Popular posts from this blog

Laporan pemveg PERBANYAKAN TANAMAN MENGGUNAKAN ORGAN KHUSUS

Laporan PERBANYAKAN BIBIT PISANG MENGGUNAKAN TEKNIK KULTUR JARINGAN

laporan kacang panjang