Laporan terong lalap


            BUDIDAYA TANAMAN TERUNG GELATIK (Solanum melongena)
                   (Laporan Akhir Praktikum Produksi Tanaman Budidaya)



                                                        Oleh

                                                Kelompok 5
1                               .      Adina Nurulita P         1814161006
2.                                    Susanto                       1814161020
3.                                    Lusiana Hartini           1814161021
4.                                   Amir Hakam               1814161031
5.                                   Intania Puput S           1814161036
















                                       JURUSAN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
                                                          FAKULTAS PERTANIAN
                                                       UNIVERSITAS LAMPUNG
                                                                              2020


I. PENDAHULUAN



1.2 Latar Belakang

Terung merupakan tanaman jenis perdu yang umumnya setahun (annual) yang merupakan famili solanaceae. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian hingga 1.200 meter di atas permukaan laut. Tinggi pohon terung 40-150 cm, memiliki daun dengan ukuran panjang 10- 20 cm dan lebar 5-10 cm, bunga berwarna putih hingga ungu dengan lima mahkota bunga. Berbagai varietas terong tersebar luas di dunia, perbedaannya terletak pada bentuk, ukuran, dan warnanya. Terung merupakan jenis tanaman yang memiliki kedekatan dengan tanaman kentang, tomat, dan paprika. Buahnya biasanya dijadikan sayur-sayuran yang bernilai gizi tinggi. Warna bunganya antara putih hingga ungu. Batang berkayu, berbentuk silindris, percabangan simpodial, batang muda berambut halus berwarna ungu. Arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh cabang condong ke atas. Daun tunggal, bertangkai silindris (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau. daging daun papyraceus (Naziha, 2013).

Terung banyak macamnya antara lain terung gelatik yang sering disebut terung lalap, terung kopek dengan ciri buahnya yang panjang, terung craigi yang buahnya berbentuk bulat panjang ujung meruncing, terung jepang dengan buah bulat dan panjang silindris, terung medan yang buahnya bulat panjang dan berukuran mini, terung bogor yang bentuknya bulat besar berwarna keputih-putihan. Terung memiliki serat daging yang halus dan lembut sehingga rasanya enak saat dikonsumsi sbg bahan makanan. Terung memiliki kandungan gizi yang



cukup tinggi. Dalam tiap 100 gram terung segar terdapat kandungan zat sebagai berikut; 24 kal kalori, 1,1g protein, 0,2g lemak, 5,5g Karbohidrat, 15,0 mg kalsium, 37,0 mg fosfor, 0,4mg besi, 4,0SI Vitamin A, 5mg Vitamin C, 0,04 vitamin B1, 92,7g air (Mashudi, 2017).

Terung sangat mudah dibudidayakan dan tidak perlu penanganan yang rumit. Terung dapat hidup didataran rendah dan tinggi dengan ketinggian 1-1.200 dpl dan suhu optimum 18 -25℃. Untuk pembentukan warna buah , terung memerlukan pencahayaan yang cukup. Terung tumbuh dengan baik di tanah lempung berpasir dan mengandung abu vulkanis dengan pH 5-6. Waktu penanaman terung yang tepat adalah pada awal musim kemarau. Agar diperoleh tanah yang baik untuk pertumbuhan terung, perlu dilakukan langkah-langkah dalam pengolahan tanah yaitu penggemburan, pembuatan bedengan, pengapuran dan pemberian pupuk dasar. Setelah penanaman maka perlu dilakukan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan meliputi pengairan, penyulaman, pembumbunan, penyiangan, pemupukan serta pemberantasan penyakit
(Budiman, 2008).


1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.    Mengetahui pemeliharaan pada budidaya terung gelatik
2.    Mengetahui hasil panen tanaman terung gelatik
3.    Mengetahui manfaat terung gelatik










II TINJAUAN PUSTAKA




Terung merupakan jenis tumbuhan yang dikenal sebagai sayur-sayuran dan ditanam untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Terung dikenal dengan nama ilmiah Solanum melongena L. adalah merupakan tanaman asli daerah tropis yang cukup dikenal di Indonesia. Sebagai salah satu sayuran pribumi, terung hampir selalu ditemukan di pasar tani atau pasar tradisional dengan harga yang relative murah  (Like Irianti., dkk., 2013).

Terung termasuk salah satu sayuran buah yang banyak digemari oleh berbagai kalangan karena mengandung kalsium, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin B, vitamin C, fosfor dan zat besi (Soetasad, 2000). Buah terung dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk berbagai sayur atau lalapan. juga mengandung gizi yang cukup tinggi dan komposisinya lengkap. Di Indonesia hasil terung rata-rata yaitu 32,64 – 34,11 kwintal/hektar padahal untuk luasan satu hektar dapat dihasilkan 30 ton terung (Rahmat Rukmana,1995).

Pembudidayaan terhadap tanaman terung dilakukan dengan hal-hal berikut :
2.1 Syarat tumbuh tanaman terung lalap
Tanaman terung dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah. Tetapi keadaan tanah yang paling baik untuk tanaman terung adalah jenis lempung berpasir, subur, kaya akan bahan organik, aerasi dan drainasenya baik serta pada pH antara 6,8 - 7,3. Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi, suhu udara 22 - 30oC (Rahmat Rukmana, 2011).





2.2 Pengolahan media tanaman terung lalap
Media tanam untuk tanaman terong disiapkan dengan cara mencangkul tanah agar gembur dan remah . setelah tanah dicangkul tanah dibuat gundukan setinggi 20 – 30 cm hal tersebut dilakukan agar tanaman tidak tergenang air saat hujan. Lalu tanah diberi pupuk kandang untuk menambah kegemburan tanah dan memberikan tambahan unsur hara pada tanah , tanah juga diberi kapur dolomit untuk pengikatan ph tanah agar tidak asam.

2.3 Penanaman
Lakukan penanaman satu bibit tanaman terong hasil cabutan pada satu coblakan (lubang tanam). Waktu tanam yang baik, pada saat awal musim kemarau / penghujan tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya mamadai dan menanam sebaiknya pada sore hari, supaya tanaman tidak stres dan dapat berdaptasi dengan lingkungan barunya.

2.4 Pemeliharaan
a. Penyulaman : dilakukan apabila ada tanaman yang tidak tumbuh atau mati, sulamlah tanaman yang mati 1 minggu setelah tanam atau maksimal 15 HST. Setelah tanam, penyulaman dilakukan agar jumlah tanaman persatuan luas akan tetap optimun sehingga target produksi akan tetap tercapai..
b. Penyiangan : dilakukan dengan usaha upaya pengendalian atau pengurangan gulma yang tumbuh diareal penanaman. Kehadiran gulma diberantas karena dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil produksi. Penyiangan gulma dapat dilakukan 2-3 kali. Penyiangan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara kimia maupun manual. Adapun secara kimia dilakukan dengan menggunakan herbisida, dan secara manual dilakukan dengan menggunakan tangan, kored, dll.
c. Pengairan : supaya tanaman tidak lekas layu maka harus diberi air secukupnya dan pada awal pertumbuhan tanaman dilakukan rutin tiap hari pengairan berikutnya tergantung musim. Pengairan dapat dilakukan dengan memakai gembor atau spray kecil.Penyiraman dilakukan setiap hari.
d. Pembumbunan : bertujuan untuk menjaga supaya tanaman tidak rebah, perakarannya menyebar dan supaya akar tanaman tidak muncul dipermukaan


tanah. Pembubunan dapat dilakukan dengan menggunakan kored  atau dengan tangan.
e. Pemangkasan : dilakukan pada tanaman mudah yang kurang produksi yang bertujuan untuk mengurangi kerimbunan pohon, agar tanaman mendapatkan sinar matahari yang cukup dan mengurangi kelembaban. Alat yang digunakan dalam pemangkasan adalah pisau dan gunting pangkas atau bisa dengan tangan.Bagian yang perlu dipangkas adalah: pembuangan daun-daun yang sudah menguning, patahkan tunas liar dengan tangan atau gunting dan pisau tajam, selain tunas liar perempelan juga dilakukan terhadap bunga pertama.
f. Pemupukan : dengan memberikan zat-zat makan pada tanaman serta memperbaiki struktur tanah. Pemupukan dilakukan dengan tujuan atau menambah unsur hara bagi tanaman. Cara pemupukan bisa dilakukan denga  spray kecil, hand sprayer dan gembor maupun langsung disebarkan. Selain pupuk kandang/kompos, dapat juga ditambahkan NPK sebanyak 10 gram yang dilarutkan dalam 1 liter air. Larutan tersebut disiram sebanyak 1 gelas air mineral per polybag, diusahakan tidak terkena batang.

2.5 Pemanenan
Terong dapat dipanen pertama kali pada umur 70-80 hari setelah tanam. Cara panen buah dipetik/dipotong bersama tangkainya. Frekuensi panen 5-7 hari sekali sampai berumur 6 bulan. (Like Irianti., dkk., 2013).













III. HASIL DAN PEMBAHASAN



3.1  Hasil Pengamatan

Hasil yang diperoleh dari praktikum ini sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil pengamatan tinggi tanaman (cm) pada tanaman Terung Gelatik
(Solanum melongena)
Sampel Ke-
                                                 Minggu Ke-

4
5
6
7
8
9
10
11
1
5 cm
7 cm
9 cm
12 cm
13 cm
15 cm
17 cm
20 cm
2
7 cm
8,5 cm
9,9 cm
13 cm
15 cm
17 cm
19 cm
23 cm
3
6 cm
7,8 cm
9 cm
12 cm
14 cm
17 cm
19 cm
22 cm
4
6,5 cm
7,9 cm
9,5 cm
13 cm
15 cm
16 cm
18 cm
21 cm
5
7,8 cm
9 cm
11,5 cm
15 cm
17 cm
19 cm
21 cm
23 cm


Tabel 2. Hasil pengamatan jumlah daun pada tanaman Terung Gelatik
(Solanum melongena)
Sampel Ke-
                                                 Minggu Ke-

4
5
6
7
8
9
10
11
1
3
5
8
9
10
12
13
14
2
4
6
9
10
11
13
14
16
3
4
5
9
10
11
12
13
14
4
5
7
9
10
11
12
13
15
5
4
6
10
11
12
13
14
15


Tabel 3. Hasil panen tanaman Terung Gelatik (Solanum melongena)
No.
Terung Gelatik
Bobot Panen (g)
1
5 sampel perpetak
6,500
2
satu petak
11,250


3.2  Pembahasan

3.2.1        Pengolahan Lahan

Gambar 1. Pengolahan Lahan

Sebelum dilakukannya pengolahan lahan dilakukan pembagian petak lahan untuk masing-masing kelompok. Kemudian dilakukan pembersihan lahan dari gulma-gulma yang tumbuh liar menggunakan sabit dan cangkul. Setelah lahan bersih dari gulma dilakukan pengolahan tanah menggunakan cangkul agar tanah gembur hal ini juga sesuai dengan pernyataan Fahri (2013) yang mengatakan bahwa tujuan dari pengolahan tanah adalah untuk menciptakan tanah menjadi gembur, subur, berhumus dan berdrainase baik. Tanah yang gembur memberi kesempatan kepada tanaman untuk tumbuh dengan leluasa. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan membajak atau mencangkul tanah sedalam 20-35 cm. Selanjutnya dibuat 2 bedengan dengan cara meninggikan tanah sebagai tempat tumbuhnya tanaman terung gelatik. Menurut Fahri (2013) pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sangat penting untuk menjaga kelembaban tanah, membentuk irigasi ditiap baris, membuat arak tanam lebih rapih dan membuat pertumbuhan akar menjadi optimal.  Hal yang paling penting dalam pengolahan lahan ini juga adalah pemberian pupuk awal, pupuk yang digunakan dalam pengolahan lahan yaitu


pupuk kandang dengan cara ditabur di atas lahan dan  dicampur menggunakan cangkul hingga merata.

Tujuan pemberian pupuk kandang ini yaitu bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepaskan hara tanaman dengan  lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil, dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar, tanah lebih mudah diolah untuk tanah-tanah berat, meningkatkan daya menahan air. Sehingga kamampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak. Kelengasan air tanah lebih terjaga, permeabilitas tanah menjadi lebih baik. Menurunkan permeabilitas pada tanah bertekstur kasar (pasiran), sebaliknya meningkatkan permeabilitas pada tanah bertekstur sangat lembut (lempungan), meningkatkan KPK sehingga kemampuan mengikat kation menjadi lebih tinggi, aki¬batnya apabila dipupuk dengan dosis tinggi hara tanaman tidak mudah tercuci, memperbaiki kehidupan biologi tanah menjadi lebih baik karena ketersediaan makan lebih terjamin, dapat meningkatkan daya sangga (buffering capasity) terhadap goncangan perubahan drastis sifat tanah (Hendri, 2015).


3.2.2   Penyemaian Benih

Gambar 2. Penyemaian Benih

Sebelum dilakukan penyemaian benih, terlebih dahulu benih dipilah dengan cara merendam benih pada gelas yang berisi air, jika ada benih yang mengambang artinya benih tersebut merupakan benih yang berkualitas jelek dan yang tenggelam adalah benih yang kualitasnya baik. Selanjutnya siapkan media semaian yaitu tanah yang diberikan pupuk organik. Penyemaian dilakukan dengan


menyebar benih di atas media tanam dan benih ditanam ke dalam tanah sedalam 0,5 – 1 cm, kemudian benih tersebut cukup dipelihara dengan disirami setiap pagi dan sore hari.


3.2.3   Penanaman

Gambar 3. Penanaman

Penanaman dilakukan jika bibit terong sudah siap ditanam di lahan, bibit yang sudah siap ditanam adalah bibit yang telah berumur 20 – 25 hari atau sudah tumbuh daun sebanyak 5 helai. Pada praktikum ini penanaman bibit dilakukan pada minggu ke 4, sehingga perhitungan sampel dimulai sejak pindah tanam yaitu minggu ke 4. Menurut Herwindo (2014) sebelum penanaman dilakukan, ada baiknya bibit diseleksi terlebih dahulu dengan cara direndam dulu menggunakan larutan fungisida dan bakterisida dengan konsentrasi 0,2% untuk mencegah beberapa penyakit, seperti fusarium dan pseudomonas. Bibit yang cacat, rusak, atau terserang hama penyakit sebaiknya tidak ditanam karena bisa menular ke tanaman terong lainnya. Namun pada praktikum kali ini tidak dilakukan perendaman bibit menggunakan larutan fungisida, penyeleksian bibit dilakukan dengan cara memilah tanaman yang sempurna dan tidak cacat.

Penanaman bibit dilakukan pada sore hari, karena pada saat itu cuacanya tidak terik sehingga memudahkan bibit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Herwindo (2014) yang menyatakan bahwa waktu yang baik untuk menanam terong adalah pada pagi atau sore hari. Pada pagi hari atau sore hari keadaan cuaca tidak panas sehingga tanaman terhindar dari kelayuan dan tanaman dapat beradaptasi dengan baik. Penanaman dilakukan


dengan cara mencabut dari persemaian beserta akar-akarnya. Lalu ditanam pada tanah yang sudah sisesuaikan jarak tanamnya.


3.2.4 Penyulaman

Gambar 4. Penyulaman

Bibit yang tumbuh tidak baik ataupun mati di lahan harus di ganti atau disulam dengan bibit yang baru. Waktu penyulaman maksimum 15 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan dengan cara mengambil bibit yang mati kemudian diganti dengan bibit yang baru, penyulaman baik dilakukan pada pagi taupun sore hari.


3.2.5 Penyiangan

Gambar 5. Penyiangan

Penyiangan dilakukan segera setelah terlihat adanya gulma (rumput) yang tumbuh disekitar tanaman terung yang bisa menganggu proses pertumbuhan tanaman terung. Waktu penyiangan umumnya dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari, penyiangan dilakukan dengan hati-hati, sebaiknya menggunakan coret untuk


menyiang gulma yang besar agar perakaran tanaman terung tidak rusak. Proses penyiangan dilakukan terus menerus selama 15 hari sekali sampai tanaman terung mati. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pracaya (2016) yang mengatakan bahwa penyiangan sangat penting dilakukan untuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi anakan dan mengurangi persaingan penetrasi sinar matahari. Tanaman yang ditumbuhkan harus mendapatkan semua nutrisi dan air yang diberikan oleh petani agar mampu menghasilkan secara optimal.


3.2.6 Penyiraman

Gambar 6. Penyiraman

Penyiraman dilakukan secara rutin setiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, penyiraman dapat dilakukan dengan mengunakan selang saluran air ataupun gembor. Penyiraman dilakukan pada saat pagi dan sore hari karena saat itu keadaan cuaca tidak begitu terik sehingga tanaman tidak akam layu. Usahakan mengenai semua bagian tanaman supaya tanaman terlihat segar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pracaya (2016) yang menyatakan bahwa penyiraman sangat penting pada tanaman agar tanaman dapat menyerap zat-zat dan mineral dari tanah dengan kandungan air sehingga tanaman dapat terus tumbuh dengan baik.







3.2.7 Pemupukan
Gambar 7. Pemupukan

Hal yang cukup penting dalam meningkatkan produksi tanaman adalah dengan
penggunaan pupuk sebagai nutrisi bagi tanaman. Pupuk berperan sebagai sumber makanan tanaman untuk membantu pertumbuhan dan produksi tanaman. Setelah mengetahui bahwa kebutuhnan pupuk diperlukan untuk meningkatkan produksi dan memperlancar pertumbuhan tanaman secara normal, jenis dan jumlah pupuk perlu dipertimbangkan. Penggunaan pupuk yang tepat jenis dan tepat jumlah akan memberikan hasil terbaik selama proses budidaya tanaman. Selama aplikasi pupuk, waktu yang tepat perlu diperhatikan karena kebutuhan jenis pupuk dan jumlahnya memiliki spesifikasi yang berbeda setiap fase tumbuh tanaman. Pupuk yang diberikan dapat dimanfaatkan secara keselurahan oleh tanaman bila metode yang diberikan saat pemberian pupuk sesuai aturan pakai. Memupuk adalah cara yang sangat efektif untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil tanaman.

Pada praktikum ini pemupukan lanjutan diberikan pada saat tanaman berumur satu bulan setelah penanaman. Pupuk yang diberikan adalah pupuk N, P, K dengan perbandingan 2 : 3 : 1. Pemberian pupuk ini dilakukan dengan cara penanggulan dengan melubangi tanah pada sisi kiri dan sisi kanan tanaman, setelah pupuk dimasukkan pada lubang ditutup kembali agar pupuk tidak menguap. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pudji (2013) yang mengatakan bahwa Pupuk N, P, dan K sangat penting bagi pertumbuhan tanaman terong sebab pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk (pupuk yang mengandung dua atau lebih hara tanaman) yang paling umum digunakan. Pupuk NPK bisa diartikan sebagai pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang mengandung tiga unsur hara makro, yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium. Tapi sebenarnya bukan hanya tiga unsur hara makro tersebut yang terkandung dalam pupuk NPK, sebab terdapat dua


unsur hara mikro yang jumlahnya sangat sedikit, sehingga seringkali tidak dituliskan pada kemasan pupuk. Masing-masing merek pupuk NPK yang berbeda-beda, memiliki persentase atau komposisi kandungan N-P-K yang berbeda-beda pula. Persentase tersebut yang ditandai dengan angka seperti yaitu NPK 16-16-16, NPK 15-15-15 atau NPK 12-12-12.

a.       Unsur Nitrogen (N)
Memberikan warna hijau daun yang lebih baik, secara khusus, nitrogen sangat
penting untuk klorofil (zat hijau daun) karena warna hijau akan membuat tanaman terlihat lebih sehat, dan mendorong proses fotosintesis yang baik. Sebagai salah satu komponen utama asam amino, nitrogen juga merupakan salah satu komponen utama asam amino, yang membentuk protein yang dibutuhkan tanaman agar tetap hidup. Merangsang pertumbuhan vegetatif, nitrogen dapat memicu pertumbuhan vegetatif, terutama dedaunan, batang dan cabang, sehingga tumbuhan bisa cepat bertambah tambah tinggi, jumlah anakan dan cabangnya pun lebih banyak. Meningkatkan produksi daun, pemberian nitrogen sangat dianjurkan pada tanaman sayuran, terutama sayuran-sayuran yang hasil panennya berupa daun, seperti sawi, bayam atau kangkung.

b.      Unsur Phosphor/Fosfor (P)
Merangsang pembentukan akar baru pemberian pupuk yang mengandung fosfor dapat membantu dalam merangsang pertumbuhan akar baru, dengan memiliki cabang perakaran yang lebih banyak, maka akan membantu tanaman menyerap unsur hara lebih optimal. Memperkuat batang pemberian pupuk yang mengandung fosfor tinggi sangat dibutuhkan tumbuhan, terutama untuk beragam jenis pad agar tumbuhan tidak mudah roboh atau rebah saat terkena hujan dan angin. Merangsang pembentukan bunga dan buah Pemberian pupuk yang mengandung fosfor dapat mempercepat pentukan bunga dan buah. Selain itu fosfor juga bisa mempercepat pematangan buah.




c.       Unsur Kalium (K)
Sebagai aktivator enzim sekitar 80 jenis enzim dalam melakukan aktivasinya membutuhkan unsur kalium. Diantaranya yaitu kalium dapat mengaktifkan enzim asetik thiokinase, pirivat kinase, glutamilsistein sinterase, formil tetrahidrofolatsintetase, suksinil CoA sintetase, induksi nitrat reduktase, sintesis tepung, dan ATP ase. Meningkatkan ketahanan tumbuhan kalium dapat membantu dalam meningkatkan ketahanan terhadap penyakit serta toleransi terhadap kekeringan, panas, dan beku. Unsur ini sangat penting bagi semua tanaman untuk berkembang, terutama dalam kondisi cuaca yang berubah. Memacu translokasi karbohidrat kalium dapat bermanfaat untuk memacu translokasi karbohidrat dari daun ke organ tanaman yang lain, terutama organ tanaman penyimpan karbohidrat, misalnya ubi.

Pemupukan merupakan salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam memaksimalkan hasil tanaman dan  mencukupi kebutuhan hara tanaman agar tujuan produksi dapat dicapai. Memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan unsur atau zat hara ke dalam tanah dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanaman. Pemupukan juga akan memperbaiki pH tanah dan memperbaiki lingkungan tanah sebagai tempat tumbuh tanaman (Pudji, 2013).


3.2.8 Pengendalian Hama dan Penyakit

Gambar 8. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pada praktikum ini pengendalian hama dan penyakit pada tanaman terung dilakukan dengan penyemprotan insektisida, penyakit pada tanaman terung tidak


terlalu banyak ditemukan jika tanaman masih muda tetapi, hama dan penyakitnya akan banyak pada saat tanaman telah mengalami berkali-kali masa panen. Menurut Sasongko (2010) adapun hama dan penyakit yang ditemui pada tanaman terung ungu sebagai berikut.

a.       Hama Pada Tanaman Terong Ungu
1.      Kutu aphid hijau (Myzus persicae sulz), kutu aphid hijau menyebabkan daun menjadi kuning, rapuh dan kerdil. Kotoranya dapat mengundang semut dan jamur sehingga menyebabkan daun bewarna hitam. Kondisi seperti ini dapat menghambat proses fotosintesis. Pengendalian dengan disemprotkan pestisida.

2.      Kumbang daun hitam (Epitrix parvula F), serangan kumbang ini dapat menyebabkan daun berlubang sehingga terlihat seperti saringan bewarna kelabu. Akibatnya bunga menjadi berguguran. Pengendalian dapat dikendalikan dengan cara mekanis yaitu menggunakancorong lampu yang bagian dalamnya diberi minyak tanah atau minyak goring. Sehingga kumbang melekat pada minyak goring, selain itu juga bisa disemprot dengan pestisida kimia/alami.

3.      Lalat Buah (Dacus dorsalis), lalat buah menyerang dengan cara menusuk buah dan meninggalkan telur didalam buah. Lubang bekas tusukan sering ditumbuhi cendawan yang bisa menyebabkan busuk buah. Pengendalian dapat dikendalikan secara mekanis yaitu dengan membuang buah yang telah busuk. Atau dengan penyemprotan dengan pestisida pada buah.

4.      Pengerek batang (Dihammus fistulator), hama ini sering menyerang tanaman yang telah dewasa atau telah berbuah. Cabang atau pokok tanaman terlihat layu. Dan meninggalkan lubang yang berisi kotoran berupa butir-butir kayu bekas gerakan. Dari lubang keluar larva yang bewarna putihdengan kepala coklat tua, bisa menyebabkan batang rapuh, patah dan mati. Pengendalian upaya pengendalian dapat dilakukan yaitu


5.      dengan memotong dan membelah batang bagian bawah lubang larva pupa, setelah dipotong masih bisa menghasilkan tunas baru, tapi bila serangan dipangkal batang kemungkinan besar tanaman mati.

6.      Tungau Merah (Tetranychus telaris L), tungau ini bersembunyi di balik daun dan menghisap cairan sel tanaman, gejalanya daun berbintik kemerahan. Serangan yang hebat dapat menyebabkan daun layu dan rontok, terutama pada musim kemarau. Pengendalian agar serangan tungau tidak meluas bisa mengunakan bahan kimia, tau dengan lebatnya hujan bisa merontokan tungau.

7.      Ulat Grayak, ulat grayak ini bisa merusak daun, tapi tempat utama penyerangannya adalah bakal buah. Pengendalian bisa dengan pestisida kimia ataupun buah dan daun yang terserang ulat grayak dipotong dan dibuang (Pracaya, 2016)


b.      Penyakit Pada Tanaman Terong Ungu

Menurut Sriyanto (2013) penyakit yang sering menyerang tanaman terung diantaranya cendawan tepung, busuk buah, layu cendawan dan layu bakteri.
1.      Cendawan tepung, penyakit ini disebabkan oleh cendawan (Eryshiphe polygoni DC). Seranganya di tandai dengan adanya tepung putih pada daun. Serangan akan semakin hebat pada musim kemarau. Apabila ada angin, tepung tersebut akan berhamburan dan berkecambah ditempat lain. Pengendalian bisa dikendalikan dengan menyerbukan tepung belerang atau mrnyrmprotkan fungisida pada tanaman.

2.      Busuk buah, ada beberapa cendawan yang menyebabkan busuk buah yaitu, Phomopsis vexans, Phytophthora nicoteanae var, Parasicita dan 
Pythium aphanidermatum. Serangan terjadi pada buah, cabang, ranting dan daun. Semua cendawan ini akan mengakibatkan Pada buah dan permukaan daun akan terlihat bercak coklat. Serangan yang terjadi pada fase semai dapat menyebabkan tanaman roboh buah terung akan menjadi busuk dan rontok. Pengendalian buah yang telah terkena bercak di panen dan dibuang, namun jika yang terserang hebat pada tanamannya sebaiknya dibakar.

3.      Penyakit Layu Cendawan, penyebab penyakit ini adalah cendawan Fusarium oxysporum f. tanaman yang terserang tampak segar di siang dan malam hari, tapi pada siang hari akan layu, keadaan ini berlangsung dalam beberapa hari hingga akhirnya tanaman ini mati. Apabila dibiarkan pangkal batang akan membusuk dan terkadang habis di makan rayap. Pengendalian tanaman yang terkena segera dicabut dan dibakar, tanah jangan disebar agar tidak menular pada tanaman lain.

4.      Penyakit layu bakteri, penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala serangannya hampir sama dengan penyakit layu cendawan. Namun, jika batang yang sakit di potong melintang, akan keluar lender bewarna putih, dan tahan bertahun-tahun didalam tanah dan susah diobati. Pengendalian sama dengan pengendalian layu cendawan.


3.2.9 Panen

Gambar 9. Panen

Panen merupakan kegiatan akhir dari proses produksi di lapangan dan faktor penentu proses selanjutnya. Pemanenan buah terong perlu diperhatikan agar dapat mempertahankan mutu sehingga dapat memenuhi spesifikasi yang diminati konsumen. Penanganan yang kurang hati-hati akan berpengaruh terhadap mutu


dan penampilan produk yang berdampak kepada pemasaran. Panen awal dan lamanya waktu panen tergantung pada jenis atau varietas terong. Panen di dataran rendah lebih awal jika dibandingkan dengan terong yang ditanam di dataran tinggi (Sasongko, 2010).

Pada praktikum kali ini Tanaman terung mulai berbunga sekitar umur 2 bulan, dan buahnya bisa di panen pada umur 3. Buah matang tidak secara bersamaan sehingga panen dilakukan 2 kali seminggu. Panen dilakukan saat buah berukuran maksimal, tapi belum tua, buah yang sudah tua memiliki rasa yang kurang enak dan bijinya sudah mulai keras. Panen bisa dilakukan pagi maupun sore hari. Buah yang dipanen pun harus disertakan dengan tangkai agar buah tidak mudah busuk. Pemanenan dilakukan dengan manual yaitu mengunakan pisau yang tajam agar mudah memotong tangkai.






















IV. KESIMPULAN DAN SARAN



4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
1. Pemeliharaan tanaman terong gelatik diawali dengan benih tanaman terung gelatik yang terlebih dahulu disemai sampai cukup kuat untuk hidup dilahan, setelah dipindah kelahan tanaman disiram secara rutin, dilakukan penyiangan, pemupukan dengan NPK 2:3:1 dan pupuk kandang, penyulaman, dan pengenadalian hama penyakit secara rutin.
2. Hasil dari sepetak lahan menghasilkan 11,25kg terung gelatik
3. Terong lalap bermanfaat untuk mengendalikan kolesterol,kadar gula darah dan asam lambung, mencegah kanker, mencegah osteoporosis, membantu diet dan kesehatan kulit, dan membantu menutrisi otak.


4.2 Saran

Menurut pendapat kami, berbagai kendala praktikum dapat diatasi dengan :
1. Kendala praktikum berupa kekurangan air sangat sering terjadi, hal ini dapat diatasi dengan perbaikan sistem pengairan seperti perbaikan keran yang sering rusak sehingga menghambat kami saat menyiram.
2. Penggunaan alat secara hati-hati karena alat-alat yang tersedia banyak yang rusak karena penggunaan yang tidak hati-hati sehingga alat sering kurang.




DAFTAR PUSTAKA



Comments

Popular posts from this blog

Laporan pemveg PERBANYAKAN TANAMAN MENGGUNAKAN ORGAN KHUSUS

Laporan PERBANYAKAN BIBIT PISANG MENGGUNAKAN TEKNIK KULTUR JARINGAN

laporan kacang panjang