Laporan terong lalap
BUDIDAYA TANAMAN TERUNG GELATIK (Solanum melongena)
(Laporan
Akhir Praktikum Produksi Tanaman Budidaya)
Oleh
Kelompok 5
1 .
Adina Nurulita P 1814161006
2. Susanto 1814161020
3.
Lusiana Hartini 1814161021
4.
Amir Hakam 1814161031
5. Intania Puput S 1814161036
JURUSAN AGRONOMI
DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2020
I. PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Terung merupakan tanaman jenis
perdu yang umumnya setahun (annual) yang merupakan famili solanaceae. Terung
dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian hingga 1.200 meter di atas permukaan
laut. Tinggi pohon terung 40-150 cm, memiliki daun dengan ukuran panjang 10- 20
cm dan lebar 5-10 cm, bunga berwarna putih hingga ungu dengan lima mahkota
bunga. Berbagai varietas terong tersebar luas di dunia, perbedaannya terletak
pada bentuk, ukuran, dan warnanya. Terung merupakan jenis tanaman yang memiliki
kedekatan dengan tanaman kentang, tomat, dan paprika. Buahnya biasanya
dijadikan sayur-sayuran yang bernilai gizi tinggi. Warna bunganya antara putih
hingga ungu. Batang berkayu, berbentuk silindris, percabangan simpodial, batang
muda berambut halus berwarna ungu. Arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh
cabang condong ke atas. Daun tunggal, bertangkai silindris (panjangnya 0,5-2,5
cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur, ujung tumpul, pangkal
membulat, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm,
berwarna hijau. daging daun papyraceus (Naziha, 2013).
Terung banyak macamnya antara
lain terung gelatik yang sering disebut terung lalap, terung kopek dengan ciri
buahnya yang panjang, terung craigi yang buahnya berbentuk bulat panjang ujung
meruncing, terung jepang dengan buah bulat dan panjang silindris, terung medan
yang buahnya bulat panjang dan berukuran mini, terung bogor yang bentuknya
bulat besar berwarna keputih-putihan. Terung memiliki serat daging yang halus
dan lembut sehingga rasanya enak saat dikonsumsi sbg bahan makanan. Terung
memiliki kandungan gizi yang
cukup tinggi. Dalam tiap 100
gram terung segar terdapat kandungan zat sebagai berikut; 24 kal kalori, 1,1g
protein, 0,2g lemak, 5,5g Karbohidrat, 15,0 mg kalsium, 37,0 mg fosfor, 0,4mg
besi, 4,0SI Vitamin A, 5mg Vitamin C, 0,04 vitamin B1, 92,7g air (Mashudi,
2017).
Terung sangat mudah
dibudidayakan dan tidak perlu penanganan yang rumit. Terung dapat hidup
didataran rendah dan tinggi dengan ketinggian 1-1.200 dpl dan suhu optimum 18 -25℃.
Untuk pembentukan warna buah , terung memerlukan pencahayaan yang cukup. Terung
tumbuh dengan baik di tanah lempung berpasir dan mengandung abu vulkanis dengan
pH 5-6. Waktu penanaman terung yang tepat adalah pada awal musim kemarau. Agar
diperoleh tanah yang baik untuk pertumbuhan terung, perlu dilakukan
langkah-langkah dalam pengolahan tanah yaitu penggemburan, pembuatan bedengan,
pengapuran dan pemberian pupuk dasar. Setelah penanaman maka perlu dilakukan
pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan meliputi pengairan, penyulaman,
pembumbunan, penyiangan, pemupukan serta pemberantasan penyakit
(Budiman, 2008).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pemeliharaan pada budidaya
terung gelatik
2. Mengetahui hasil panen tanaman
terung gelatik
3. Mengetahui manfaat terung
gelatik
II TINJAUAN PUSTAKA
Terung merupakan jenis tumbuhan yang dikenal sebagai sayur-sayuran dan
ditanam untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Terung dikenal dengan nama
ilmiah Solanum melongena L. adalah merupakan tanaman asli daerah tropis yang
cukup dikenal di Indonesia. Sebagai salah satu sayuran pribumi, terung hampir
selalu ditemukan di pasar tani atau pasar tradisional dengan harga yang
relative murah (Like Irianti., dkk.,
2013).
Terung termasuk salah satu sayuran buah yang banyak digemari oleh
berbagai kalangan karena mengandung kalsium, protein, lemak, karbohidrat,
vitamin A, vitamin B, vitamin C, fosfor dan zat besi (Soetasad, 2000). Buah
terung dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk berbagai sayur atau lalapan.
juga mengandung gizi yang cukup tinggi dan komposisinya lengkap. Di Indonesia
hasil terung rata-rata yaitu 32,64 – 34,11 kwintal/hektar padahal untuk luasan
satu hektar dapat dihasilkan 30 ton terung (Rahmat Rukmana,1995).
Pembudidayaan terhadap tanaman terung dilakukan dengan hal-hal berikut
:
2.1 Syarat tumbuh tanaman
terung lalap
Tanaman terung dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah. Tetapi
keadaan tanah yang paling baik untuk tanaman terung adalah jenis lempung
berpasir, subur, kaya akan bahan organik, aerasi dan drainasenya baik serta
pada pH antara 6,8 - 7,3. Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi, suhu udara 22
- 30oC (Rahmat Rukmana, 2011).
2.2 Pengolahan media tanaman
terung lalap
Media tanam untuk tanaman terong disiapkan dengan cara mencangkul tanah
agar gembur dan remah . setelah tanah dicangkul tanah dibuat gundukan setinggi
20 – 30 cm hal tersebut dilakukan agar tanaman tidak tergenang air saat hujan.
Lalu tanah diberi pupuk kandang untuk menambah kegemburan tanah dan memberikan
tambahan unsur hara pada tanah , tanah juga diberi kapur dolomit untuk
pengikatan ph tanah agar tidak asam.
2.3 Penanaman
Lakukan penanaman satu bibit tanaman terong hasil cabutan pada satu
coblakan (lubang tanam). Waktu tanam yang baik, pada saat awal musim kemarau /
penghujan tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya mamadai dan
menanam sebaiknya pada sore hari, supaya tanaman tidak stres dan dapat
berdaptasi dengan lingkungan barunya.
2.4 Pemeliharaan
a. Penyulaman : dilakukan apabila ada tanaman yang tidak tumbuh atau
mati, sulamlah tanaman yang mati 1 minggu setelah tanam atau maksimal 15 HST.
Setelah tanam, penyulaman dilakukan agar jumlah tanaman persatuan luas akan
tetap optimun sehingga target produksi akan tetap tercapai..
b. Penyiangan : dilakukan dengan usaha upaya pengendalian atau
pengurangan gulma yang tumbuh diareal penanaman. Kehadiran gulma diberantas
karena dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil produksi. Penyiangan gulma
dapat dilakukan 2-3 kali. Penyiangan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara
kimia maupun manual. Adapun secara kimia dilakukan dengan menggunakan
herbisida, dan secara manual dilakukan dengan menggunakan tangan, kored, dll.
c. Pengairan : supaya tanaman tidak lekas layu maka harus diberi air
secukupnya dan pada awal pertumbuhan tanaman dilakukan rutin tiap hari
pengairan berikutnya tergantung musim. Pengairan dapat dilakukan dengan memakai
gembor atau spray kecil.Penyiraman dilakukan setiap hari.
d. Pembumbunan : bertujuan untuk menjaga supaya tanaman tidak rebah,
perakarannya menyebar dan supaya akar tanaman tidak muncul dipermukaan
tanah. Pembubunan dapat dilakukan dengan menggunakan kored atau dengan tangan.
e. Pemangkasan : dilakukan pada tanaman mudah yang kurang produksi yang
bertujuan untuk mengurangi kerimbunan pohon, agar tanaman mendapatkan sinar
matahari yang cukup dan mengurangi kelembaban. Alat yang digunakan dalam
pemangkasan adalah pisau dan gunting pangkas atau bisa dengan tangan.Bagian
yang perlu dipangkas adalah: pembuangan daun-daun yang sudah menguning,
patahkan tunas liar dengan tangan atau gunting dan pisau tajam, selain tunas
liar perempelan juga dilakukan terhadap bunga pertama.
f. Pemupukan : dengan memberikan zat-zat makan pada tanaman serta
memperbaiki struktur tanah. Pemupukan dilakukan dengan tujuan atau menambah
unsur hara bagi tanaman. Cara pemupukan bisa dilakukan denga spray kecil, hand sprayer dan gembor maupun
langsung disebarkan. Selain pupuk kandang/kompos, dapat juga ditambahkan NPK
sebanyak 10 gram yang dilarutkan dalam 1 liter air. Larutan tersebut disiram
sebanyak 1 gelas air mineral per polybag, diusahakan tidak terkena batang.
2.5 Pemanenan
Terong dapat dipanen pertama kali pada umur 70-80 hari setelah tanam. Cara
panen buah dipetik/dipotong bersama tangkainya. Frekuensi panen 5-7 hari sekali
sampai berumur 6 bulan. (Like Irianti., dkk., 2013).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil pengamatan tinggi tanaman (cm) pada tanaman
Terung Gelatik
(Solanum melongena)
Sampel
Ke-
|
Minggu Ke-
|
|||||||
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
|
1
|
5
cm
|
7
cm
|
9
cm
|
12
cm
|
13
cm
|
15
cm
|
17
cm
|
20
cm
|
2
|
7
cm
|
8,5
cm
|
9,9
cm
|
13
cm
|
15
cm
|
17
cm
|
19
cm
|
23
cm
|
3
|
6
cm
|
7,8
cm
|
9
cm
|
12
cm
|
14
cm
|
17
cm
|
19
cm
|
22
cm
|
4
|
6,5
cm
|
7,9
cm
|
9,5
cm
|
13
cm
|
15
cm
|
16
cm
|
18
cm
|
21
cm
|
5
|
7,8
cm
|
9
cm
|
11,5
cm
|
15
cm
|
17
cm
|
19
cm
|
21
cm
|
23
cm
|
Tabel 2. Hasil pengamatan jumlah daun pada tanaman Terung
Gelatik
(Solanum melongena)
Sampel
Ke-
|
Minggu Ke-
|
|||||||
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
|
1
|
3
|
5
|
8
|
9
|
10
|
12
|
13
|
14
|
2
|
4
|
6
|
9
|
10
|
11
|
13
|
14
|
16
|
3
|
4
|
5
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
4
|
5
|
7
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
15
|
5
|
4
|
6
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
Tabel 3. Hasil panen
tanaman Terung Gelatik (Solanum melongena)
No.
|
Terung Gelatik
|
Bobot Panen (g)
|
1
|
5 sampel perpetak
|
6,500
|
2
|
satu petak
|
11,250
|
3.2 Pembahasan
3.2.1
Pengolahan Lahan

Gambar 1.
Pengolahan Lahan
Sebelum dilakukannya
pengolahan lahan dilakukan pembagian petak lahan untuk masing-masing kelompok.
Kemudian dilakukan pembersihan lahan dari
gulma-gulma yang tumbuh liar menggunakan sabit dan cangkul. Setelah lahan
bersih dari gulma dilakukan pengolahan tanah menggunakan cangkul agar
tanah gembur hal ini juga sesuai dengan pernyataan Fahri (2013) yang mengatakan
bahwa tujuan dari pengolahan tanah adalah untuk
menciptakan tanah menjadi gembur, subur, berhumus dan berdrainase baik. Tanah
yang gembur memberi kesempatan kepada tanaman untuk tumbuh dengan leluasa.
Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan membajak atau mencangkul tanah sedalam
20-35 cm. Selanjutnya dibuat 2 bedengan dengan cara meninggikan tanah sebagai
tempat tumbuhnya tanaman terung gelatik. Menurut Fahri (2013) pembuatan
bedengan dalam budidaya tanaman sangat penting untuk menjaga kelembaban tanah,
membentuk irigasi ditiap baris, membuat arak tanam lebih rapih dan membuat
pertumbuhan akar menjadi optimal. Hal
yang paling penting dalam pengolahan lahan ini juga adalah pemberian pupuk
awal, pupuk yang digunakan dalam pengolahan lahan yaitu
pupuk
kandang dengan cara ditabur di atas lahan dan
dicampur menggunakan cangkul hingga merata.
Tujuan
pemberian pupuk kandang ini yaitu bahan organik dalam proses mineralisasi akan
melepaskan hara tanaman dengan lengkap
(N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif
kecil, dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk
diolah dan mudah ditembus akar, tanah lebih mudah diolah untuk tanah-tanah
berat, meningkatkan daya menahan air. Sehingga kamampuan tanah untuk
menyediakan air menjadi lebih banyak. Kelengasan air tanah lebih terjaga,
permeabilitas tanah menjadi lebih baik. Menurunkan permeabilitas pada tanah
bertekstur kasar (pasiran), sebaliknya meningkatkan permeabilitas pada tanah
bertekstur sangat lembut (lempungan), meningkatkan KPK sehingga kemampuan
mengikat kation menjadi lebih tinggi, aki¬batnya apabila dipupuk dengan dosis
tinggi hara tanaman tidak mudah tercuci, memperbaiki kehidupan biologi tanah
menjadi lebih baik karena ketersediaan makan lebih terjamin, dapat meningkatkan
daya sangga (buffering capasity)
terhadap goncangan perubahan drastis sifat tanah (Hendri, 2015).
3.2.2
Penyemaian Benih

Gambar
2. Penyemaian Benih
Sebelum
dilakukan penyemaian benih, terlebih dahulu benih dipilah dengan cara merendam
benih pada gelas yang berisi air, jika ada benih yang mengambang artinya benih
tersebut merupakan benih yang berkualitas jelek dan yang tenggelam adalah benih
yang kualitasnya baik. Selanjutnya siapkan media semaian yaitu tanah yang
diberikan pupuk organik. Penyemaian dilakukan dengan
menyebar
benih di atas media tanam dan benih ditanam ke dalam tanah sedalam 0,5 – 1 cm,
kemudian benih tersebut cukup dipelihara dengan disirami setiap pagi dan sore
hari.
3.2.3
Penanaman

Gambar
3. Penanaman
Penanaman
dilakukan jika bibit terong sudah siap ditanam di lahan, bibit yang sudah siap
ditanam adalah bibit yang telah berumur 20 – 25 hari atau sudah tumbuh daun
sebanyak 5 helai. Pada praktikum ini penanaman bibit dilakukan pada minggu ke
4, sehingga perhitungan sampel dimulai sejak pindah tanam yaitu minggu ke 4. Menurut
Herwindo (2014) sebelum penanaman dilakukan, ada baiknya bibit diseleksi
terlebih dahulu dengan cara direndam dulu menggunakan larutan fungisida dan
bakterisida dengan konsentrasi 0,2% untuk mencegah beberapa penyakit, seperti
fusarium dan pseudomonas. Bibit yang cacat, rusak, atau terserang hama penyakit
sebaiknya tidak ditanam karena bisa menular ke tanaman terong lainnya. Namun
pada praktikum kali ini tidak dilakukan perendaman bibit menggunakan larutan
fungisida, penyeleksian bibit dilakukan dengan cara memilah tanaman yang
sempurna dan tidak cacat.
Penanaman
bibit dilakukan pada sore hari, karena pada saat itu cuacanya tidak terik
sehingga memudahkan bibit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Herwindo (2014) yang menyatakan bahwa waktu yang baik
untuk menanam terong adalah pada pagi atau sore hari. Pada pagi hari atau sore
hari keadaan cuaca tidak panas sehingga tanaman terhindar dari kelayuan dan
tanaman dapat beradaptasi dengan baik. Penanaman dilakukan
dengan
cara mencabut dari persemaian beserta akar-akarnya. Lalu ditanam pada tanah
yang sudah sisesuaikan jarak tanamnya.
3.2.4 Penyulaman

Gambar
4. Penyulaman
Bibit
yang tumbuh tidak baik ataupun mati di lahan harus di ganti atau disulam dengan
bibit yang baru. Waktu penyulaman maksimum 15 hari setelah tanam. Penyulaman
dilakukan dengan cara mengambil bibit yang mati kemudian diganti dengan bibit
yang baru, penyulaman baik dilakukan pada pagi taupun sore hari.
3.2.5 Penyiangan

Gambar
5. Penyiangan
Penyiangan dilakukan
segera setelah terlihat adanya gulma (rumput) yang tumbuh disekitar tanaman
terung yang bisa menganggu proses pertumbuhan tanaman terung. Waktu penyiangan
umumnya dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari, penyiangan dilakukan dengan
hati-hati, sebaiknya menggunakan coret untuk
menyiang gulma yang
besar agar perakaran tanaman terung tidak rusak. Proses penyiangan dilakukan
terus menerus selama 15 hari sekali sampai tanaman terung mati. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Pracaya (2016) yang mengatakan bahwa penyiangan sangat penting dilakukan untuk membersihkan tanaman yang
sakit, mengurangi persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi
anakan dan mengurangi persaingan penetrasi sinar matahari. Tanaman yang
ditumbuhkan harus mendapatkan semua nutrisi dan air yang diberikan oleh petani
agar mampu menghasilkan secara optimal.
3.2.6 Penyiraman

Gambar
6. Penyiraman
Penyiraman
dilakukan secara rutin setiap hari, terutama pada fase awal
pertumbuhan dan cuaca kering, penyiraman dapat dilakukan dengan
mengunakan selang saluran air ataupun gembor. Penyiraman dilakukan pada saat
pagi dan sore hari karena saat itu keadaan cuaca tidak begitu terik sehingga
tanaman tidak akam layu. Usahakan mengenai semua bagian tanaman supaya tanaman
terlihat segar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pracaya (2016) yang menyatakan
bahwa penyiraman sangat penting pada tanaman agar tanaman dapat menyerap
zat-zat dan mineral dari tanah dengan kandungan air sehingga tanaman dapat
terus tumbuh dengan baik.
3.2.7 Pemupukan

Gambar 7.
Pemupukan
Hal yang cukup penting dalam meningkatkan produksi tanaman adalah
dengan
penggunaan pupuk sebagai nutrisi bagi tanaman. Pupuk berperan sebagai
sumber makanan tanaman untuk membantu pertumbuhan dan produksi tanaman. Setelah
mengetahui bahwa kebutuhnan pupuk diperlukan untuk meningkatkan produksi dan
memperlancar pertumbuhan tanaman secara normal, jenis dan jumlah pupuk perlu
dipertimbangkan. Penggunaan pupuk yang tepat jenis dan tepat jumlah akan
memberikan hasil terbaik selama proses budidaya tanaman. Selama aplikasi pupuk,
waktu yang tepat perlu diperhatikan karena kebutuhan jenis pupuk dan jumlahnya
memiliki spesifikasi yang berbeda setiap fase tumbuh tanaman. Pupuk yang
diberikan dapat dimanfaatkan secara keselurahan oleh tanaman bila metode yang
diberikan saat pemberian pupuk sesuai aturan pakai. Memupuk adalah cara yang
sangat efektif untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil tanaman.
Pada
praktikum ini pemupukan lanjutan diberikan pada saat tanaman berumur satu bulan
setelah penanaman. Pupuk yang diberikan adalah pupuk N, P, K dengan
perbandingan 2 : 3 : 1. Pemberian pupuk ini dilakukan dengan cara penanggulan
dengan melubangi tanah pada sisi kiri dan sisi kanan tanaman, setelah pupuk
dimasukkan pada lubang ditutup kembali agar pupuk tidak menguap. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Pudji (2013) yang mengatakan bahwa Pupuk N, P, dan K sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman terong sebab pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk (pupuk
yang mengandung dua atau lebih hara tanaman) yang paling umum digunakan. Pupuk
NPK bisa diartikan sebagai pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang
mengandung tiga unsur hara makro, yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium. Tapi
sebenarnya bukan hanya tiga unsur hara makro tersebut yang terkandung dalam
pupuk NPK, sebab terdapat dua
unsur hara mikro yang jumlahnya sangat sedikit,
sehingga seringkali tidak dituliskan pada kemasan pupuk. Masing-masing merek
pupuk NPK yang berbeda-beda, memiliki persentase atau komposisi kandungan N-P-K
yang berbeda-beda pula. Persentase tersebut yang ditandai dengan angka seperti
yaitu NPK 16-16-16, NPK 15-15-15 atau NPK 12-12-12.
a. Unsur Nitrogen (N)
Memberikan warna hijau daun yang lebih baik, secara khusus, nitrogen sangat
penting untuk klorofil (zat hijau daun) karena warna hijau
akan membuat tanaman terlihat lebih sehat, dan mendorong proses fotosintesis
yang baik. Sebagai salah satu komponen utama asam amino, nitrogen juga merupakan salah satu komponen utama asam
amino, yang membentuk protein yang dibutuhkan tanaman agar tetap hidup. Merangsang pertumbuhan vegetatif, nitrogen dapat memicu pertumbuhan vegetatif, terutama
dedaunan, batang dan cabang, sehingga tumbuhan bisa cepat bertambah tambah
tinggi, jumlah anakan dan cabangnya pun lebih banyak. Meningkatkan produksi daun, pemberian nitrogen sangat dianjurkan pada tanaman sayuran,
terutama sayuran-sayuran yang hasil panennya berupa daun, seperti sawi, bayam
atau kangkung.
b. Unsur Phosphor/Fosfor (P)
Merangsang pembentukan akar baru pemberian pupuk yang mengandung
fosfor dapat membantu dalam merangsang pertumbuhan akar baru, dengan memiliki
cabang perakaran yang lebih banyak, maka akan membantu tanaman menyerap unsur
hara lebih optimal. Memperkuat batang pemberian pupuk yang mengandung fosfor tinggi sangat
dibutuhkan tumbuhan, terutama untuk beragam jenis pad agar tumbuhan tidak mudah
roboh atau rebah saat terkena hujan dan angin. Merangsang pembentukan bunga dan buah Pemberian pupuk yang mengandung fosfor dapat
mempercepat pentukan bunga dan buah. Selain itu fosfor juga bisa mempercepat
pematangan buah.
c. Unsur Kalium (K)
Sebagai aktivator enzim sekitar 80 jenis enzim dalam
melakukan aktivasinya membutuhkan unsur kalium. Diantaranya yaitu kalium dapat
mengaktifkan enzim asetik thiokinase, pirivat kinase, glutamilsistein
sinterase, formil tetrahidrofolatsintetase, suksinil CoA sintetase, induksi
nitrat reduktase, sintesis tepung, dan ATP ase. Meningkatkan ketahanan tumbuhan kalium dapat membantu dalam meningkatkan ketahanan terhadap penyakit
serta toleransi terhadap kekeringan, panas, dan beku. Unsur ini sangat penting
bagi semua tanaman untuk berkembang, terutama dalam kondisi cuaca yang berubah. Memacu translokasi karbohidrat kalium dapat bermanfaat untuk
memacu translokasi karbohidrat dari daun ke organ tanaman yang lain, terutama
organ tanaman penyimpan karbohidrat, misalnya ubi.
Pemupukan
merupakan salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam memaksimalkan hasil
tanaman dan mencukupi kebutuhan hara
tanaman agar tujuan produksi dapat dicapai. Memelihara dan memperbaiki
kesuburan tanah dengan memberikan unsur atau zat hara ke dalam tanah dapat
menyumbangkan bahan makanan pada tanaman. Pemupukan juga akan memperbaiki
pH tanah dan memperbaiki lingkungan tanah sebagai tempat tumbuh tanaman
(Pudji, 2013).
3.2.8
Pengendalian
Hama dan Penyakit

Gambar 8. Pengendalian Hama dan
Penyakit
Pada
praktikum ini pengendalian hama dan penyakit pada tanaman terung dilakukan
dengan penyemprotan insektisida, penyakit pada tanaman terung tidak
terlalu
banyak ditemukan jika tanaman masih muda tetapi, hama dan penyakitnya akan
banyak pada saat tanaman telah mengalami berkali-kali masa panen. Menurut
Sasongko (2010) adapun hama dan penyakit yang ditemui pada tanaman terung ungu
sebagai berikut.
a.
Hama Pada Tanaman Terong Ungu
1.
Kutu aphid hijau (Myzus persicae sulz), kutu aphid hijau menyebabkan daun menjadi
kuning, rapuh dan kerdil. Kotoranya dapat mengundang semut dan jamur sehingga
menyebabkan daun bewarna hitam. Kondisi seperti ini dapat menghambat proses
fotosintesis. Pengendalian dengan disemprotkan pestisida.
2.
Kumbang daun hitam (Epitrix parvula F), serangan
kumbang ini dapat menyebabkan daun berlubang sehingga terlihat seperti saringan
bewarna kelabu. Akibatnya bunga menjadi berguguran. Pengendalian dapat
dikendalikan dengan cara mekanis yaitu menggunakancorong lampu yang bagian
dalamnya diberi minyak tanah atau minyak goring. Sehingga kumbang melekat pada
minyak goring, selain itu juga bisa disemprot dengan pestisida kimia/alami.
3.
Lalat Buah (Dacus dorsalis), lalat buah menyerang
dengan cara menusuk buah dan meninggalkan telur didalam buah. Lubang bekas
tusukan sering ditumbuhi cendawan yang bisa menyebabkan busuk buah.
Pengendalian dapat dikendalikan secara mekanis yaitu dengan membuang buah yang
telah busuk. Atau dengan penyemprotan dengan pestisida pada buah.
4.
Pengerek batang (Dihammus fistulator), hama ini
sering menyerang tanaman yang telah dewasa atau telah berbuah. Cabang atau
pokok tanaman terlihat layu. Dan meninggalkan lubang yang berisi kotoran berupa
butir-butir kayu bekas gerakan. Dari lubang keluar larva yang bewarna
putihdengan kepala coklat tua, bisa menyebabkan batang rapuh, patah dan mati.
Pengendalian upaya pengendalian dapat dilakukan yaitu
5.
dengan memotong dan membelah batang bagian bawah lubang
larva pupa, setelah dipotong masih bisa menghasilkan tunas baru, tapi bila
serangan dipangkal batang kemungkinan besar tanaman mati.
6.
Tungau Merah (Tetranychus telaris L), tungau ini
bersembunyi di balik daun dan menghisap cairan sel tanaman, gejalanya daun
berbintik kemerahan. Serangan yang hebat dapat menyebabkan daun layu dan
rontok, terutama pada musim kemarau. Pengendalian agar serangan tungau tidak
meluas bisa mengunakan bahan kimia, tau dengan lebatnya hujan bisa merontokan
tungau.
7.
Ulat Grayak, ulat grayak ini bisa merusak daun, tapi tempat
utama penyerangannya adalah bakal buah. Pengendalian bisa dengan pestisida
kimia ataupun buah dan daun yang terserang ulat grayak dipotong dan
dibuang (Pracaya, 2016)
b.
Penyakit Pada Tanaman Terong Ungu
Menurut
Sriyanto (2013) penyakit yang sering menyerang tanaman terung diantaranya
cendawan tepung, busuk buah, layu cendawan dan layu bakteri.
1.
Cendawan tepung, penyakit ini disebabkan oleh cendawan (Eryshiphe
polygoni DC). Seranganya di tandai dengan adanya tepung putih pada
daun. Serangan akan semakin hebat pada musim kemarau. Apabila ada angin, tepung
tersebut akan berhamburan dan berkecambah ditempat lain. Pengendalian bisa
dikendalikan dengan menyerbukan tepung belerang atau mrnyrmprotkan fungisida
pada tanaman.
2. Busuk buah, ada
beberapa cendawan yang menyebabkan busuk buah yaitu, Phomopsis vexans,
Phytophthora nicoteanae var, Parasicita dan
Pythium
aphanidermatum. Serangan terjadi pada buah, cabang, ranting dan daun. Semua
cendawan ini akan mengakibatkan Pada buah dan permukaan daun akan terlihat
bercak coklat. Serangan yang terjadi pada fase semai dapat menyebabkan tanaman
roboh buah terung akan menjadi busuk dan rontok. Pengendalian buah yang telah
terkena bercak di panen dan dibuang, namun jika yang terserang hebat pada
tanamannya sebaiknya dibakar.
3. Penyakit Layu
Cendawan, penyebab penyakit ini adalah cendawan Fusarium
oxysporum f. tanaman yang terserang tampak segar di siang dan malam
hari, tapi pada siang hari akan layu, keadaan ini berlangsung dalam beberapa
hari hingga akhirnya tanaman ini mati. Apabila dibiarkan pangkal batang akan
membusuk dan terkadang habis di makan rayap. Pengendalian tanaman yang terkena
segera dicabut dan dibakar, tanah jangan disebar agar tidak menular pada
tanaman lain.
4. Penyakit layu
bakteri, penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas
solanacearum. Gejala serangannya hampir sama dengan penyakit layu
cendawan. Namun, jika batang yang sakit di potong melintang, akan keluar lender
bewarna putih, dan tahan bertahun-tahun didalam tanah dan susah diobati.
Pengendalian sama dengan pengendalian layu cendawan.
3.2.9
Panen

Gambar
9. Panen
Panen merupakan kegiatan akhir dari proses produksi di
lapangan dan faktor penentu proses selanjutnya. Pemanenan buah terong perlu
diperhatikan agar dapat mempertahankan mutu sehingga dapat memenuhi spesifikasi
yang diminati konsumen. Penanganan yang kurang hati-hati akan berpengaruh
terhadap mutu
dan penampilan produk yang berdampak kepada pemasaran. Panen
awal dan lamanya waktu panen tergantung pada jenis atau varietas terong. Panen
di dataran rendah lebih awal jika dibandingkan dengan terong yang ditanam di
dataran tinggi (Sasongko, 2010).
Pada praktikum kali ini Tanaman terung mulai berbunga
sekitar umur 2 bulan, dan buahnya bisa di panen pada umur 3. Buah matang tidak
secara bersamaan sehingga panen dilakukan 2 kali seminggu. Panen dilakukan saat
buah berukuran maksimal, tapi belum tua, buah yang sudah tua memiliki rasa yang
kurang enak dan bijinya sudah mulai keras. Panen bisa dilakukan pagi maupun
sore hari. Buah yang dipanen pun harus disertakan dengan tangkai agar buah
tidak mudah busuk. Pemanenan dilakukan dengan manual yaitu mengunakan pisau
yang tajam agar mudah memotong tangkai.
IV. KESIMPULAN DAN
SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
1. Pemeliharaan tanaman terong gelatik diawali dengan benih tanaman
terung gelatik yang terlebih dahulu disemai sampai cukup kuat untuk hidup
dilahan, setelah dipindah kelahan tanaman disiram secara rutin, dilakukan
penyiangan, pemupukan dengan NPK 2:3:1 dan pupuk kandang, penyulaman, dan
pengenadalian hama penyakit secara rutin.
2. Hasil dari sepetak lahan menghasilkan 11,25kg terung gelatik
3. Terong lalap bermanfaat untuk mengendalikan kolesterol,kadar gula
darah dan asam lambung, mencegah kanker, mencegah osteoporosis, membantu diet
dan kesehatan kulit, dan membantu menutrisi otak.
4.2 Saran
Menurut pendapat kami, berbagai kendala praktikum dapat diatasi dengan
:
1. Kendala praktikum berupa kekurangan air sangat sering terjadi, hal
ini dapat diatasi dengan perbaikan sistem pengairan seperti perbaikan keran
yang sering rusak sehingga menghambat kami saat menyiram.
2. Penggunaan alat secara hati-hati karena alat-alat yang tersedia
banyak yang rusak karena penggunaan yang tidak hati-hati sehingga alat sering
kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment