Laporan tanaman durian
PERSILANGAN PADA
TANAMAN DURIAN
(Laporan Praktikum Pemuliaan Tanaman)
Oleh
Kelompok 1
Vidia Dwi Kurnianti 1814161005
Noly Agustin 18141610xx
Susanto 18141610xx
Panca Rahayu Anggi 1854161006

JURUSAN AGRONOMI
DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2020
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tanaman durian termasuk dalam famili
Bombaceae yang diduga berasal dari hutan tropis Indonesia, durian dengan
kerabatnya banyak dijumpai di hutan tropis Kalimantan. Produksi durian yang
tertinggi di dunia adalah Thailand, Malaysia dan Indonesia. Buah durian
bervariasi ada yang rasanya manis, harum dengan warna daging buah yang berwarna
putih, kuning, oranye serta kaya akan kalori, vitamin, lemak dan protein,
batangnya juga dapat digunakan sebagai bahan bangunan. Di Indonesia, masih
sedikit buah durian lokal mutu tinggi yang dijual di pasaran. Permintaan buah
durian yang tinggi tidak diimbangi dengan produksi yang memadai telah
meningkatkan impor durian dengan trend
impor tumbuh 5% per tahun. Untuk meningkatkan produktivitas diperlukan program
pemuliaan tanaman dengan menciptakan kultivar unggul yang berdaya hasil tinggi
dan diminati konsumen (Purnomosidhi, 2007).
Durian
termasuk dalam tanaman yang berbunga lengkap atau hermaprodit. Bunga muncul
dari batang atau ranting (flos caulis)
dalam bunga payung majemuk, bunga mempunyai banyak simetri (actinomorf), berkelopak lima saling berlekatan dan mempunyai lima
mahkota tidak berlekatan, terdapat lima kelompok benang sari serta tiap
kelompok terdapat banyak benang sari dan berlekatan. Biji berukuran besar dan
banyak sehingga hanya sedikit daging buah yang dapat dimakan. Kriteria buah
durian yang disukai konsumen yaitu ukuran buah sedang (1,6-2,5 kg/buah), rasa
manis, tekstur pulen, daging buah tebal, dan biji kecil. Upaya memperoleh
varietas durian yang memenuhi kriteria tersebut dapat dilakukan melalui seleksi
dari sumber daya genetik yang melimpah di Indonesia
dan
persilangan antarvarietas (intra-species)
maupun antarspesies (inter-species). Studi keragaman sangat penting untuk
mengetahui besarnya keragaman genetik pada suatu populasi, guna
memperoleh varietas unggul baru durian diperlukan tahapan yang panjang dan
waktu yang cukup lama (Soedarya 2009).
Persilangan
pada tanaman durian merupakan proses penggabungan sifat melalui pertemuan tepung
sari dengan kepala putik, kemudian embrio berkembang menjadi benih. Secara
teknis, persilangan durian secara buatan dimulai dengan pemilihan tetua,
dilanjutkan dengan kastrasi, persiapan serbuk sari atau polen bunga tetua
jantan, persilangan, pemeliharaan, dan pengamatan. Keberhasilan suatu usaha pemuliaan
tanaman sangat ditentukan oleh adanya keragaman genetik yang luas. Keragaman
ini dibutuhkan guna pemilihan (seleksi) dalam rangka mendapatkan genotip yang
terpilih
(Yuniarti, 2011). Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari teknik persilangan
untuk merakit varietas unggul durian sesuai dengan permintaan pasar dengan harapan
dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya persilangan guna peningkatan mutu
tanaman durian.
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini sebagai berikut:
1. mengetahui tahapan penyilangan tanaman durian
2. mengetahui fungsi penyilangan tanaman durian
dengan cara buatan.
II. ISI
Klasifikasi
Durian
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Malvales
Famili : Bombaceae
Genus : Durio
Spesies : Durio zibethinus Murr
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Malvales
Famili : Bombaceae
Genus : Durio
Spesies : Durio zibethinus Murr
Tanaman
durian merupakan jenis pohon tahunan, (pengguguran daun tidak
tergantung
musim), tetapi ada saat tertentu untuk menumbuhkan daun-daun baru
(periode
flushing atau peronaan) yang terjadi setelah masa berbuah selesai. Tanaman
durian tumbuh optimal pada ketinggian 50-600 m dpl, intensitas cahaya 40-50 %,
dengan suhu 22-30°C, curah hujan ideal 1.500-2.500 mm per tahun. Tanah yang
cocok, lempung berpasir subur dan banyak kandungan bahan organik, dan pH 6-7. Ketinggian
tanaman dapat mencapai 25-50 m, tergantung spesiesnya. Pohon durian sering
memiliki banir (akar papan), pepagan (kulit batang) berwarna
cokelat
kemerahan mengelupas tak beraturan. Daun tersusun secara spiral pada cabang,
berbentuk jorong (ellipticus) hingga
lancet (lanceolatus), dasar daun
runcing (acutus) atau tumpul (obtutus) dengan ujung daun runcing.
Permukaan bagian atas daun mengkilap, sedangkan permukaan daun bagian bawah berambut dan berwarna
kecoklat-coklatan. Kulit buahnya tebal,
permukaannya, berwarna hijaukekuning-kuningan, kecoklatan, sampai keabu-abuan.
Bunga
durian muncul langsung dari batang (cauliflorus)
atau cabang-cabang yang tua dibagian
pangkal (proximal) secara
berkelompok. Bunga-bunga tersebut
berkelompok dalam karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunganya membulat,
diameternya sekitar 2 cm, dan bertangkai panjang.
Bunga
lebih banyak muncul pada bagian tengah-tengah dahan dari pada di bagian
ujungnya, sejak bunga muncul sampai mekar diperlukan waktu sekitar 6 minggu.
Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat telur hingga lonjong, dengan
panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm. Pembungaan suatu tanaman sangat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sehingga dikatakan bahwa produksi organ
reproduktif pada suatu tanaman melibatkan bermacam-macam peristiwa fisiologis
dan morfologis yang mengarah pada pembungaan dan pembuahan sebagai respon
tanaman terhadap faktor lingkungan. Pada kondisi ini, stimulus faktor luar
dapat memacu induksi pembungaan tanaman, suatu perubahan fisiologis akan
memungkinkan perkembangan primordial organ reproduktif.

Gambar 1 Morfologi Bunga Durian
Mahkota
Bunga: merupakan bagian bunga yang mempunyai bentuk paling indah, digunakan
untuk menarik serangga yang hinggap pada bunga dan membantu proses penyerbukan.
Kotak sari sebagai organ kelamin jantan. Tangkai sari
(filament, bagian dari benang sari ) yang berfungsi untuk tempat penyangga
benang sari. Kepala putik yang memiliki nama ilmiah stigma ini berfungsi menjadi tempat melekat dan masuknya polen yang
berasal dari kepala sari, selanjutnya polen ditransfer ke bagian ovarium atau
inti telur bunga melalui tabung serbuk sari. Tangkai putik yang memiliki nama
ilmiah stilus berfungsi menyangga
kepala putik agar kepala putik tetap berada pada posisinya. Tangkai putik ini
memiliki rongga atau saluran tabung serbuk sari yang mana tabung ini adalah
tempat yang digunakan untuk lewatnya polen yang berasal dari kepala sari yang
selanjutnya diteruskan ke inti generatif atau ovarium yang kemudian akan
terjadi pembuahan.
Pecinta
durian umumnya menghendaki buah durian yang daging buahnya manis, pulen, tebal,
dan bijinya kecil. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk memperoleh
varietas durian yang memenuhi kriteria tersebut. Teknik untuk mendapatkan
varietas unggul durian ialah dengan melakukan seleksi terhadap sumber daya
genetik durian yang berlimpah di Indonesia dan persilangan buatan. Persilangan
pada durian merupakan proses penggabungan sifat-sifat yang dikehendaki dengan
mempertemukan tepung sari dan kepala putik dari tetua-tetua yang memiliki
sifat-sifat unggul yang dikehendaki. Persilangan durian secara buatan dimulai
dengan menentukan tetua unggul jantan dan betina (pohon induk), dilanjutkan
dengan penyiapan bunga betina, penyiapan bunga jantan, penyilangan, dan
pemeliharaan hasil persilangan. Alat dan bahan yang digunakan untuk persilangan
buatan yaitu pinset atau gunting kecil, kantong kertas minyak, gelas plastik,
tisu atau kapas, kertas label, tali dan stapler.
Cara
penyilangan tanaman durian yang pertama dimulai dengan pemeliharaan tanaman
pohon induk yang meliputi pemupukan, pengendalian hama, penyakit, dan gulma
serta penyiraman. Pemupukan dilakukan sekali sebelum masuk musim
berbunga
untuk merangsang pembungaan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK dengan dosis
250 g/tanaman. Penyiraman dilakukan seminggu sekali karena tanaman durian tidak
membutuhkan banyak air. Penyiraman sangat penting pada masa pembungaan dan
pengisian biji. Pengendalian gulma dilakukan secara mekanis dengan mencabut
gulma yang berada di sekitar pohon durian. Pengendalian hama penyakit dilakukan
sesuai kebutuhan, terutama apabila tanaman durian diserang hama penyakit.
Kedua,
kastrasi yaitu membuang bagian bunga jantan yang tidak diperlukan dengan cara
membuka mahkota bunga dan membuang serbuk sari sebelum terjadi persarian
sendiri, kastrasi dilakukan pada pagi hari. Tahapan kegiatannya yaitu sebagai
berikut :
a. Pada
tanaman tetua betina dipilih malai bunga durian yang tumbuh normal dengan
ciri-ciri mahkota bunga telah memanjang dan keluar dari kelopak bunga dan bunga
bebas dari hama penyakit.
b. Bunga
yang masih kuncup (kelopak bunga belum pecah) atau bunga yang sudah mekar
dibuang. Bunga yang disisakan adalah bunga yang diperkirakan pada malam harinya
akan mekar, ditandai dengan telah pecahnya kelopak bunga dan keluarnya kuncup
mahkota.
c. Kuncup
mahkota bunga dipotong setengahnya menggunakan gunting kecil sehingga tampak
tangkai sari bunga. Seluruh kepala sari dibuang dengan gunting kecil.
Pembuangan kepala sari dilakukan dengan hati-hati agar tangkai putih tidak
sampai terluka atau patah.
d. Bunga
yang sudah dikastrasi dibungkus dengan pembungkus yang terbuat dari kertas
minyak. Pembungkusan bertujuan agar bunga tidak terserbuki oleh serbuk sari
dari malai lain atau terserbuki oleh serangga.

Gambar 2 Penyiapan Bunga sebagai Tetua Betina

Gambar 3 Tahapan Kastrasi Bunga Durian
Ketiga,
persiapan bunga tetua jantan dilakukan pada hari persilangan. Persiapan
dilakukan pada sore hari antara pukul 15.00-17.00, meskipun bunga durian mekar
pada sore hari namun kotak sari belum pecah sehingga serbuk sari belum siap
digunakan untuk penyerbukan. Cara persiapannya adalah pada tanaman tetua jantan
dipilih bunga yang akan digunakan serbuk sarinya. Bunga yang dipilih adalah
bunga yang baru mekar atau bunga yang masih kuncup yang diperkirakan akan mekar
pada malam harinya. Bunga yang dipilih dipetik dengan menggunakan gunting,
kemudian diletakkan pada wadah yang berisi sedikit air. Bagian tangkai bunga
berada pada bagian bawah, sehingga pangkal tangkai bunga terendam air. Hal ini
dilakukan untuk mempercepat pecahnya serbuk sari. Secara alami, serbuk sari
pada bunga durian akan mulai pecah pada dini hari (pukul 23.00-01.00), namun
dengan cara tersebut, serbuk sari akan mulai pecah pada pukul 18.00-19.00 WIB.
Persiapan
bunga jantan yaitu dengan dijemur sekitar satu jam di bawah terik matahari agar
kotak sari segera pecah, selanjutnya simpan bunga di tempat teduh. Permukaan
kotak sari akan nampak bertepung pada malam hari yang menandakan bahwa serbuk
sari siap digunakan untuk penyilangan.

Gambar 4 Persiapan Serbuk Sari
Bunga Tetua Jantan dan Persiapan Serbuk
Keempat,
persilangan dimulai dengan bunga tetua betina yang siap disilangkan ditandai
dengan keluarnya lendir pada kepala putik. Penyilangan dapat dimulai pada pukul
19.00 WIB. Tahapan penyilangan adalah pembungkus malai bunga betina yang sudah
dikastrasi dibuka. Pembungkus dibuka dengan hati-hati agar tangkai putik tidak
patah. Bunga tetua jantan yang kepala sarinya sudah pecah diambil, kemudian
ditempelkan serbuk sarinya pada ujung kepala putik. Malai bunga betina yang
sudah diserbuki dibungkus kembali dengan pembungkus baru yang terbuat dari
kertas minyak. Bunga diberi label tanda persilangan. Contoh penulisan label
adalah A x B (A menunjukkan tetua betina dan B menunjukkan tetua jantan). Pada
label juga dicantumkan tanggal persilangan.


Gambar 5 Tahap Penyilangan
Kelima,
pemeliharaan dan pengamatan bunga atau putik silangan. Satu minggu setelah
persilangan, putik akan terlihat membesar. Pembungkus bunga dibuka, kemudian
dilakukan pemeliharaan (penyemprotan pestisida jika terserang hama penyakit)
dan dilakukan pengamatan bunga atau putik silangan secara berkala hingga buah
siap panen. Parameter yang diamati dan diukur yaitu persentase keberhasilan
silangan, dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Persentase
keberhasilan silangan = jumlah silangan yang berhasil x 100 %
jumlah bunga yang disilangkan
Buah
hasil persilangan dapat dipanen pada 3,5 sampai 4 bulan setelah penyilangan.
III.
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang diperoleh sebagai berikut.
1. Pemeliharaan
tanaman pohon induk, persiapan bunga betina pada pagi hari dengan kastrasi
dilanjutkan dengan penyungkupan, persiapan bunga jantan pada sore hari,
penyilangan pada malam hari, dan pemeliharaan.
2. Penyilangan durian berfungsi untuk membentuk
kultivar-kultivar baru baik hirbrida , bersari bebas , menyerbuk sendiri
sebagai bagian dalam program pemuliaan
tanaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Comments
Post a Comment