MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN JAGUNG PIONEER
(Zea mays L.)
(Laporan Praktikum Pemuliaan Tanaman )



Oleh


M Fathulloh
1814161024
Kelompok 9

















JURUSAN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPING
2020
I. PENDAHULUAN



1.1Latar Belakang


Kebutuhan akan pangan karbohidrat yang semakin meningkat akibat pertumbuhan penduduk sulit dipenuhi dengan hanya mengandalkan produksi padi, mengingat terbatasnya sumber daya terutama lahan dan irigasi. Jagung merupakan bahan pangan karbohidrat yang dapat membantu pencapaian dan pelestarian swasembada pangan. Disamping itu, jagung juga merupakan bahan pakan, bahan ekspor nonmigas dan bahan baku.

 Jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.

Pada dasarnya, persilangan tanaman jagung dapat membantu menjelaskan gejala genetik berupa pengaruh gamet jantan atau ayah pada endosperm tanaman induk.

Ekspresi gen yang dibawa tetua jantan secara dini sudah diekspresikan pada organ betina (buah) atau generasi berikut ketika masih belum mandiri (embrio/ endosperm). Hasil dari persilangan jagung itu sendiri bukan merupakan penyimpangan Hukum Pewarisan Mendel, melainkan pengaruh langsung dari pembuahan berganda (double fertilization) yang terjadi pada tumbuhan berbunga dan proses perkembangan embrio tumbuhan hingga biji masak. Embrio dan endosperm merupakan hasil penyatuan dua gamet (jantan dan betina) dan pada tahap perkembangan embrio sejumlah gen pada embrio dan endosperm bereaksi dan mempengaruhi penampilan biji, bulir serta buah. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan jagung sebagai bahan pangan. Selain itu, hasil dari persilangan jagung ini telah dimanfaatkan sebagai teknologi untuk menghasilkan jagung dengan kadar minyak yang tinggi ( Wijaya, dkk. 2007).


1.2 Tujuan
1. Melatih mahasiswa untuk melakukan persilangan jagung sebagai tanaman model dalam Pemuliaan tanaman.
2. Mempelajari hasil dari pengamatan tersebut.
3. Mengetahui faktor-faktor keberhasilan dalam penyilangan








II. ISI



2.1 Persiapan Lahan
        
 Pada Minggu pertama di praktikum ini dilakukan proses persiapan lahan yang akan digunakan untuk praktikum dan dilakukan pembuatan petak.Lahan yang akan ditanami jagung, diolah terlebih dahulu, pertama bersihkan gulma atau tanaman pengganggu lainnya. Setelah itu, lakukan penggemburan tanah dengan cara dibajak atau dicangkul, lalu digaru dan diratakan.Setelah lahan diolah dan sudaj menjadi guludan, dilakukan pengapuran jika pH tanah tidak sesuai dengan syarat tumbuh jagung tersebut sehingga kondisi tanah menjadi kembali netral. Dan tanah dibiarkan selama seharitercampur dengan dolomit. (Crowder, 2006).

2.2 Penanaman

Pada minggu kedua dan minggu ketiga dilakukan penanaman benih jagung. Setelah lahan siap, kemudian diukur jarak tanam yaitu 75x25 cm. Kemudian lubang yang sudah siap diberi benih jagung sebanyak 4 butir. Diberi tanda patok pada tiap lubang untuk menandai tempat benih jagung ditanam.

2.3 Penyulaman
Pada Minggu keempat di praktikum ini dilakukan penyulaman pada tanaman jagung yang tidak tumbuh atau rusak. Biji benih yang tidak tumbuh setelah 5-6 hari tidak tumbuh maka disulam dan diganti dengan yang baru.. Dalam kenyataannya tidak semua biji yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat tidak seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih jagung  yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampur Legin atau Nitrogen. Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak tumbuh mencapai lebih dari 10 %. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore hari (Rukmana, 1997).

2.4 Perawatan Tanaman
Pada minggu ketiga dan minggu keempat dilakukannya perawatan tanaman jagung, perawatan tanaman jagung diantaranya :
Ø  Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari (Sutoro,dkk. 1988)
Ø  Penyiraman Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung (Syukur dkk, 2009).
Ø   Pembumbunan,pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang (Syukur dkk, 2009).
Ø  Pemberian insectisida diberikan pada tanaman jagung. Pemberian insectisida bertujuan agar tanaman jagung tidak terserang hama yang akan merusak tanman dan akan mengganggu pertumbuhan tanman sehingga akan kurang maksimal.
2.5 Pemupukan
Pada minggu ketiga dan minggu keempat juga dilakukan pemupukan, pupuk yang diberikan yaitu Urea sebanyak 90 gram, KCL 120 gram,dan SP36 sebanyak 60gram. Pemupukan dilahan dilakukan menggunakan dengan metode tugal. Pupuk diberikan pada sela-sela jarak tanam benih jagung. Pemberian pupuk dilakukan secara merata agar semua benih dapat tumbuh dengan maksimal dan serentak. Namun menurut Muhadjir, 1988. Pemupukan Dosis pupuk jagung yang digunakan dalam praktikum ini urea sebanyak 300 gr sp 36sebanyak 300 gr dan KCLsebanyak 200 gr. Pemupukan ini di lakukan hanya satu kali, pada tanaman mengalami masa pegetatif. Pupuk di berikan ketika tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam.

2.6 Diskusi Pemuliaan Tanaman
Pada Minggu ketiga sampai Minggu kesepuluh dilakukan diskusi tentang pemuliaan tanaman ,dengan komoditas dari masing – kelompok dengan
komoditas yang berbeda – beda pada masing -masing kelompok
seperti : tanaman kacang panjang,kedelai hitam,jagung ,mentimun, cabai rawit, kelapa sawit, kakao dan lain-lain.

2.6.1.Persilangan padi
Bunga-bunga mekar pada tiap malai dari bawah keatas, atau dari luar kedalam, yaitu kearah poros. Lamanya pembungaan dari tiap malai berkisar antara 5 sampai 10 hari.Emaskulasi dilakukan pada pagi hari pukul 05.30 karena bunga padi dapat lekas mekar pada cuaca yang terang dan banyak mendapat sinar matahari. Bunga yang akan diemaskulasi dipilih bunga yang belum mekar atau hampir mekar sehubungan dengan itu maka pertumbuhan kuncup bunga perlu diamati dengan seksama. Emaskulasi dapat dilakukan pada pagi hari hingga pukul 08.00 yaitu pada suhu rendah dengan udara yang cukup lembab, maka kepala sari itu biasanya masih tertutup rapat, sehingga dengan mudah benang sari dapat dibuang dalam keadaan utuh. Kastrasi dilakukan dengan cara menggunting sepertiga bagian bulir padi kemudian dikumpulkan benang sarinya. Selanjutnya untuk menghindari jatuhnya serbuk sari yang tidak diinginkan sebaiknya bunga diisolasi dengan menggunakan sedotan, baik sebelum atau sesudah persilangan dilakukan. Pengerudungan (cover off) pada bunga tersebut harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu pembuahan dan perkembangan embrio( Arfianto,2015).

Polinasi dilakukan pada siang hari, sekitar pukul 10.30. Dilakukan dengan cara menaburkan benang sari induk jantan ke kepala putik induk betina dengan menggunakan kuas. Tujuan dari polinasi adalah menggabungkan dua sifat dari dua varietas tanaman ke dalam satu tubuh tanaman. Oleh karena itu, sifat tanaman hasil persilangan (F1) merupakan gabungan sifat diantara kedua tetuanya. Faktor lain yang harus diperhatikan dalam melakukan polinasi adalah lamanya daya hidup (viabilitas) serbuk sari. Untuk tanaman serealia, viabilitas serbuk sari relatif sangat singkat biasanya hanya bertahan dalam beberapa menit saja. Sedangkan untuk tanaman tahunan dan buah-buahan serbuk sari masih bisa bertahan hidup normal meskipun telah disimpan selama beberapa bulan bahkan beberapa tahun lamanya( Arfianto,2015).
2.6.2.Persilangan Tanaman Vanili

Cara paling mudah yang bisa dilakukan untuk menyerbukan bunga vanili yaitu
membuka bagian ujung atau kepala stigma bunga vanili. Lalu ambil bagian bunga vanili yang berwarna kuning seperti bulir jagung dan keluarkan dari stigma tersebut. Kemudian pindahkan bagian serbuk sari yang lain ke bagian bawa stigma supaya melekat pada bagian dasar stigma. Kembalikan kondisi bunga vanili yang sudah dilakukan penyerbukan dengan menutup bunga vanili. Selanjutnya kelopak bunga vanili akan berubah menjadi kering berwarna kuning. Biarkan hingga kelopak bunga vanili layu. Terakhir kelopak bunga vanili akan rontok dan dasar bunga vanili akan berkembang menjadi bakal biji yang baru( Arif ,2012).
Bakal biji pada bunga vanili bisa digunakan sebagai bahan tanam dengan cara pertumbuhan tanamangeneratif. Ada hal perlu anda ketahui bahwa penyerbukan bunga vanili yang kami sampaikan adalah penyerbukan bunga sendiri. Artinya, penyerbukan dilakukan pada bagian organ seksual bunga yang sama dan pada 1 tanaman yang sama. Penyerbukan sendiri memiliki keunggulan dan kekurangannya sendiri jika anda ketahui( Arif,2012).

2.6.3.Persilangan Tanaman Tomat
Cara penyilangan bunga tomat yaitu dilakukan penyilangan ini pada pagi hari sebelum matahari terbit (± pukul 05.00).Memilih bunga betina yang sudah dilakukan proses polinasi.Membuka mahkota bunga yang menyelubungi alat jantan dengan pinset, kemudian mengambil bunga jantan.Pada waktu bunga masih kuncup, kepala sari lebih rendah dari kepala putik.Bunga hampir mekar, kepala sari sama tinggi dan menempel pada kepala putik.Mengoleskan tepung sari tersebut pada kepala putik yang telah dikebiri.Tutup bunga yang baru disilangkan, beri label, catat pada buku( Arfianto,2015).


2.6.4.Persilangan Tanaman Kopi

Persarian atau penyerbukan bunga kopi adalah sampainya serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke kepala putik (stigma). Proses perpindahan serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik terutama terjadi oleh bantuan angin, sedangkan peranan serangga sangat kecil. Kemampuan angin membawa serbuk sari untuk menjangkau kepala putik digambarkan sebagai berikut. Sesaat setelah bunga kopi mekar, kepala sari (anthera) akan pecah melepaskan serbuk sari yang terpencar terbawa angin. Saat kecepatan angin yang sedang, lahan datar, dan terbuka, serbuk sari dapat mencapai jarak 100 m dan dapat naik mencapai tinggi 8 m dari permukaan tanah. Sesampainya serbuk sari di kepala putik akan berkecambah atau tumbuh membentuk tabung (pollen tube) yang menembus tangkai putik (style). Akhirnya, serbuk sari masuk ke dalam kantong bakal buah (ovary) untuk mengawini sel-sel telur atau terjadi proses  pembuahan. Proses pembuahan selesai antara 12—24 jam sesudah bunga mekar. Untuk pembuahan yang sempurna bagi kedua bakal biji, diperlukan paling sedikit dua butir serbuk sari guna mengawini kedua sel telurnya. Tahapan persilangan buatan pada tanaman kopi adalah pemilihan pohon induk, kastrasi (menghilangkan bunga jantan) pada bunga yang dijadikan sebagi tetua betina, penyerbukan buatan, pengerodongan dan pelabelan. Bunga yang sudah disilangkan harus dikontrol/diamati  untuk melihat perkembangan keberhasilan persilangan tersebut sampai terbentuk buah kopi. Buah kopi hasil persilangan buatan dapat dipanen pada umur ± 9 bulan( Arif,2012).

2.6.5.Persilangan Tanaman Durian

Menghilangkan benang sari (kastrasi) pada bunga dari varietas yang akan digunakan sebagai tetua betina. Kastrasi dilakukan pagi hari pada bunga yang diperkirakan akan mekar pada esok hari. Setelahdikastrasi, bunga dibungkus kantong kertas minyak untuk menghindari penyerbukan yang tidak diinginkan.
Pada sore hari (kira-kira pukul 15.00) diambil bunga dari varietas yang akan dipakai sebagai tetua jantan. Bunga diletakkanpada wadah yang dialasi tisu/ kapas basah dengan posisi menghadap ke atas. Selanjutnya bunga dijemur satu jam di bawah terik matahari agar kotak sari cepat pecah. Selanjutnya bunga disimpan di tempat yang teduh. Pada malam harinya, ketika serbuk sari mulai terlihat, bunga siap untuk digunakan sebagai penyerbuk bunga yang telah dikastrasi.Penyerbukan dilakukan dengan mengoleskan serbuk sari dari tetua jantan ke putik tetua betina. Selanjutnya, bunga ditutup kantong kertas minyak dan diberi label sesuai dengan varietas yang digunakan (tetua betina x tetua jantan) dan tanggal persilangan. Kantong kertas dibuka setelah ± 5 hari. Setelah proses persilangan selesai, tinggal menunggu buah untuk dipanen. Pada saat dipanen, biji hasil persilangan dibersihkan dari daging buahnya dan dipilih biji yang bernas. Selanjutnya biji disemaikan dan dibiarkan tumbuh sampai siap untuk disambung dengan batang bawah. Selanjutnya bibit siap untuk  ditanam dan dievaluasi hasilnya jika sudah berbuah. Satu buah durian hasil persilangan menghasilkan  tanaman yang beragam. Oleh karena itu, selain untuk memperoleh varietas unggul, hasil persilangan  juga bermanfaat untuk menambah koleksi sumber daya genetik ( Arfianto,2015).

2.6.6.Persilangan Tanaman Cabai

Persilangan pada tanaman cabai sampai saat ini untuk produksi benih hibrida dilakukan dengan cara emaskulasi tetua betina dan pengumpulan tepung sari, kemudian penyerbukan dilakukan secara manual. Proses penyerbukkan sebaiknya dilakukan satu hari setelah kastrasi. Bunga betina yang sudah dikastrasi dibuka tutupnya kemudian serbuk sari yang telah diambil dari indukan jantan diletakkan ke kepala putik indukan betina. Isolasi adalah kegiatan menutup bunga indukan betina yang telah dilakukan persilangan dengan menggunakan kertas sungkup dan selotip, dengan tujuan agar serbuk sari dari tanaman yang lain tidak menempel pada putik indukan betina yang disilangkan( Arfianto,2015).
2.6.7.Persilangan Tanaman Kakao

Pada persilangan kakao, klon yang berbiji besar digunakan sebagai pohon induk, sedangkan klon yang tahan terhadap penyakit digunakan sebagai sumber pollen atau pohon pejantan. Dari hasil persilangan ini diharapkan dapat dihasilkan tanaman hibrida yang memiliki daya hasil tinggi, mutu baik (biji besar), serta tahan terhadap hama dan penyakit. Dari hasil persilangan antar klon di atas, tanaman hibrida masih harus melalui beberapa tahap pengujian seperti pengujian klon. Hibrida terpilih dapat diperbanyak dikebun benih untuk menghasilkan bahan tanam kakao hibrida unggul.Pohon kakao yang terpilih tadi dimasukkan ke dalam kebun koleksi dan digunakan untuk pengujian lebih lanjut(Arif,2012).

2.6.8.Persilangan Tanaman Kacang Panjang

Untuk mendapatkan kacang panjang yang diinginkan tersebut, maka pemilihan induk baik jantan maupun betina sangatlah penting.Misalnya saja yang digunakansebagai induk betina kacang panjang dengan produksi tinggi, genjah, polong panjang, namun tidak tahan lama.Sedangkan yang digunakan sebagai induk betina adalah kacang panjang dengan umur lama, keras, polong pendek. Jika kedua induk mempunyai perbedaan umur berbunga yang berbeda maka pengaturan penanaman perlu dilakukan sehingga tanaman kacang panjang yang akan disilangkan mempunyai masa berbunga yang sama dahulu.Penyerbukan adalah transfer serbuk sari dari kepala sari bunga ke stigma pada bunga yang sama atau pada bunga yang lain. Serbuk sari dipindahkan dari bunga ke bunga oleh penyerbuk, seperti kupu-kupu, lebah, kumbang, ngengat, kelelawar dan burung.Angin juga membantu dalam penyerbukan atau polinasi. Penyerbukan merupakan prasyarat untuk fertilisasi: fusi inti dari biji-bijian serbuk sari dengan inti di ovula( Arif,2012).



2.6.9.Penyilangan Kelapa Sawit

Cara menyilangkan kelapa sawit yang pertama dilakukan yaitu persiapan bunga. Pilih pohon induk yang menghasilkan calon bunga. Bersihkan seludang pada calon bunga betina dari serabut dan kotoran lainnya. Selanjutnya disemprot inscktisida dan fungisida agar tidak terjadi kontaminasi. Pada bagian tangkai tandan dibalut kapas dan disterilkan dengan insektisida dan fungisida sebelum disungkup dengan kerodong persilangan. Bunga betina yang sudah masak siap untuk diserbuki jika warna kepala putik menjadi kemerah-merahan dan telah terbuka, berlendir, serta mengeluarkan bau. Kemudian persiapan tepung sari. Tepung sari berasal dari kelapa sawit varietas Pisifera. Calon bunga jantan dibersihkan seperti persiapan bunga betina. Kerodong yang digunakan untuk menyukup bunga jantan berbeda dengan bunga betina. Tepung sari yang sudah masak (warna tepung sari berubah menjadi kuning) dipanen (dipotong dari pangkal tangkai tandan bunga dalam kondisi disukup dan dikeringangin dalam suhu ruang selama satu hari. Selanjutnya tepungsari di- masukan dalam botol, dilabel dan disimpan dalam freezer. Lalu dilanjutkan dengan hibridisasi atau penyerbukan. Tepungsari dicampur dengan talk (1: 4) dan dimasukan dalam botol penyerbuk. Selanjutnya disemprotkan ke bunga betina melalui hubang yang telah disediakan dan diberi label, ditulis tetua dan tanggal. Kerodong dibuka setelah tiga minggu penyerbukan, bunga dibiarkan berkembang menjadi buah. Buah dipanen apabila buah sudah masak fisiologis, berumur sekitar enam bulan setelah persilangan ( satu - dua buah yang mudah lepas dari tandan) ( Arfianto,2015).

2.6.10.Persilangan Tanaman Timun

Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan teknik penyerbukan mentimun, yaitu dilakukan pengamatan pada bunga mentimun, meliputi pembungaan, benang sari dan putik.Pemilihan induk jantan dan induk betina.Pemilihan bunga-bunga yang akan disilangkan (isolasi kuncup terpilih dan emaskulasi) dilakukan sebelum putik dan benang sari masak.Mengumpulkan dan menyimpan serbuk sari.Melakukan penyerbukan silang( Arfianto, 2015).

2.7. Pemeliharaan Tanaman

Pada minggu kelima dan minggu ke 14 dilakukannya perawatan tanaman jagung, perawatan tanaman jagung diantaranya :
Ø  Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari (Sutoro,dkk. 1988)
Ø  Penyiraman Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung (Syukur dkk, 2009).
Ø   Pembumbunan,pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang (Syukur dkk, 2009).
Ø  Pemberian insectisida diberikan pada tanaman jagung. Pemberian insectisida bertujuan agar tanaman jagung tidak terserang hama yang akan merusak tanman dan akan mengganggu pertumbuhan tanman sehingga akan kurang maksimal.

2.8 Pengamatan Tanaman Saat Munculnya Bunga
Kemudian dilakukan pengamatan tanaman saat berbunga.Parameter pertumbuhan generatif yang diamati pertama ialah waktu berbunga. Hal ini penting untuk diamati karena fase generatif suatu tanaman diamati dengan munculnya kuncup bunga pada tanaman tersebut. Bunga yang berkembang dari meristem apikal batang. Sel meristem aktif mengadakan perkembangan sehingga menghasilkan primordial bunga. Aktifnya sel-sel meristem ini dikontrol oleh hormon florigen yang disintesis pada daun (Salisbury dan Ross, 1995). Pembungaan pada tanaman jagung ditandai dengan munculnya kepalakepala sari dari buliran pada malai bunga jantan dan kemunculan rambut-rambut (kepala–kepala putik) dari klobot (Golds- worthy dan Fisher, 1984).

2.9 Persiapan Bahan Dan Alat Untuk Persilangan
Kemudian dilakukan persiapan bahan dan peralatan untuk persilangan tanaman jagung yaitu plastik, kertas koran ,tali untuk label ,pinset ujung lancip dan cotton bud. Kemudian dilakukan proses kastrasi, Kastrasi adalah kegiatan membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar bunga yang akan diemaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai serta organ tanaman lain yang mengganggu kegiatan persilangan membuang mahkota dan kelopak juga termasuk kegiatan kastrasi, kastrasi umumnya menggunakan gunting, pisau atau pinset maskulasi (Arfianto,2015).

2.10 Pembungkusan Bunga Jantan Dan Betina Sehari Sebelum Bunga Mekar
Proses selanjutnya yaitu pembungkusan bunga jantan dan bunga betina pada tanaman kedelai hitam .bunga jantan dan bunga betina dibungkus bertujuan agar bunga tidak rusak dan tidak terkena serangga atau hujan yang dapat menghilangkan polen dan dapat mengganggu proses persilangan.

2.11 Persiapan Serbuk Sari
Pengumpulan serbuk sari dari pohon tetua jantan dapat dimulai beberapa jam sebelum kuncup-kuncup bunga itu mekar bila letak pohon tetua betina jauh dari pohon tetua jantan, maka pengangkutan kuncup-kuncup bunga dari tetua jantan ke tetua betina akan memakan waktu yang lama agar kuncup bunga itu tidak lekas layu dan tahan lama dalam keadaan segar, hendaknya kuncup bunga itu dipetik dan diangkut pada pagi hari sebelum matahari terbit atau pada sore hari setelah matahari terbenam.
Serbuk sari adalah mahluk hidup, yang mempunyai umur terbatas dan kemudian mati. Mutu serbuk sari dapat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain '
1.Kelembaban udara, pada kelembaban udara relatif yang tinggi serbuk sari tidak tahan disimpan lama. Penyimpanan serbuk sari di tempat lembab akan berakibat buruk, karena berpeluang berjangkit cendawan dan bakteri yang dapat menyebabkan serbuk sari lekas mati.
2. Umur serbuk sari, makin tua umur serbuk sari, makin lamban akan perke.ambahannya dan tabung sari yang terbentuk akan lebih pendek, selain itu persentase butir-butir serbuk sari yang hidup akan terus menurun sampai pada suatu saat tidak ada serbuk sari lagi yang dapat berkekecambah
3. Suhu udara, pada tempat yang udaranya kering dan pada suhu rendah, serbuk sari dapat disimpan sampai beberapa minggu dalam keadaan tertutup  
( Mira,2013).

2.12 Persilangan Bunga Tanaman Yang Telah Disiapkan
Persilangan bunga dilakukan antara tanaman yang berbeda genetiknya. Pelaksanaannya terdiri dari pengumpulan polen (serbuk sari) yang viabel atau anter dari tanaman tetua $antan yang sehat, kemudian menyerbukannya ke stigma tetua betina yang telah dilakukan emaskulasi. Cara melakukan penyerbukan
1. Menggunakan kuas, pinset, tusuk gigi yang steril, yaitu dengan mencelupkan alat-alat tersebut ke alkohol pekat, biarkan kering kemudian celupkan ke polen dan oleskan ke stigma.
2. Menggunangkan bunga jantan di atas bunga betina, sehingga polen jantan jatuh ke stigma bungatetua betina yang telah diemaskulasi. Cara ini biasanya digunakan untuk persilangan padi dan jagung ( Mira,2013).

2.13 Pemeliharaan Bunga Yang Sudah Disilangkan
Selanjutnya dilakukan perawatan pada bunga yang telah dilakukan persilangan dengan cara menjaga bunga agar tidak busuk atau rusak dengan cara dilakukan penyungkupan pada bunga tanaman jagung menggunakan kertas koran atau plastik dilakukan agar bunga yang telah diemaskulasi tidak terserbuki oleh serbuk sari asing. Dengan demikian baik bunga jantan maupun betina harus dikerudungi dengan kantung. Keberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu minggu setelah dilakukan penyerbukan.jika calon buah mulai membesar dan tidak rontok maka kemungkinan telah terjadi pembuahan. sebaliknya, jika calon buah tidak membesar atau rontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan.Keberhasilan penyerbukan buatan yang kemudian diikuti oleh pembuahan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kompatibilitas tetua, ketepatan waktu reseptif betina dan antesis jantan, kesuburan tanaman serta faktor lingkungan.Kompatibilitastetua terkait dengan gen-gen yang terkandung pada tetua jantan dan betina.Waktu reseptif betina dan antesis jantan dapat dilihat ciri morfologi bunga.Bunga yang terbaik adalah bunga yang akan mekar pada hari tersebut. Sementara itu, faktor lingkungan yang berpengaruh pada keberhasilan persilangan buatan adalah curah hujan, cahaya mahatari, kelembaban dan suhu. Curah hujan dan suhu tinggi akan menyebabkan rendahnya keberhasilan persilangan buatan( Arfianto,2015)

2.14 Panen Benih
a. Saat Panen:
1. Pemeriksaan lapisan hitam/Black Layer dilakukan pada saat tanaman telah mencapai umur masak fisiologis atau beberapa bagian tanaman telah menunjukkan warna kecoklatan
2. Sampel tongkol yang diperiksa black layer nya, diambil dari baris betina secara acak, dan yang mewakili penampilan tongkol lainnya
3. Pengamatan Black layer pada biji yang berada pada pangkal, tengah dan ujung tongkol
 b. Cara Panen
1. Panen barisan jantan terlebih dahulu untuk menghindari pencampuran
2. Panen tongkol yang menyimpang pada barisan betina
3. Kupas kelobot dan segera prosesing ( Mira,2013).

2.15 Prosesing Hasil Panen
A. Teknik Pengeringan tongkol:
1. Dengan sinar matahari:
a. Pengeringan dilakukan di lantai jemur telah dialasi terpal dengan warna kuning atau biru. Lantai jemur harus bersih dari campuran tongkol varietas lain.
b. Ketinggian tumpukan pengeringan berkisar 10-20 cm dan lakukan pembalikan tongkol setiap 2 – 4 jam selama proses pengeringan.
2. Pengeringan Menggunakan Mesin Pengering:
a. Apabila kondisi cuaca hujan maka pengeringan dilakukan dengan menggunakan mesin pengering. Ketebalan tumpukan benih yang dikeringkan tidak lebih 40 cm dengan suhu pengeringan ≤ 38ºC (k.a. benih ≥ 18%) dan suhu pengeringan 38 - 43ºC (k.a. < 18%).
b. Selama pengeringan berlangsung dilakukan pembalikan setiap 2 – 4 jam. Proses pengeringan tongkol dilakukan sampai kadar air benih berkisar 15 – 16%. c. setelah pengeringan selesai, mesin pengering bersih dari kotoran dan sisa benih yang telah dikeringkan.
B. Sortasi Tongkol
a. Sortasi dilakukan apabila proses pengeringan telah berlangsung minimal 2 hari pada kondisi cerah.
b. Sortasi tongkol dilakukan untuk memisahkan campuran varietas lain, tongkol berjamur, serta tongkol yang tidak normal (kecil dan ompong).
C. Prosesing Benih
a. Pemipilan tongkol dilakukan pada saat kadar air tongkol berkisar antara 15 – 16%. Pemipilan harus dilakukan pada putaran rendahsedang dengan kisaran putaran silinder pemipil 600-800 rpm.
b. Setelah benih di pipil maka dilanjutkan dengan pengeringan kedua untuk menurunkan kadar air benih mencapai 10 - 11%. Gambar 4. Pengeringan benih menggunakan lantai jemur
D. Sortasi Benih
Sortasi benih dilakukan untuk memisahkan benih dengan kotoran. Campuran benda asing, biji pecah dan lain-lain. Sortasi dilakukan dengan mesin sortasi. Sudut kemiringan saringan sortasi maksimum 15 derajat Dimensi lubang saringan sesuai dimensi benih yang disortir (diameter 8 mm atau 7 mm, tergantung varietasnya) (Muhammad Azrai, dkk. 2018).

V. KESIMPULAN



Dari praktikum yang dilakukan dan hasil pengamatan yang didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Persilangan tanaman bisa dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu persilangan sendiri (selfing) dan pembastaran (crossing).
2.      Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyilangkan tanaman yaitu pemilihan tetua, pengetahuan tentang morfologi dan metode reproduksi tanaman, waktu tanaman bunga (waktu bunga mekar/tanaman berbunga), dan keadaan cuaca saat penyerbukan.
3.      Faktor – faktor yang mempengaruhi dalam keberhasilan penyerbukan adalah waktu penyerbukan, proses penyerbukan, suhu, kelembaban, angin, cahaya matahari, dan adanya serangga vektor penyakit, ulat yang memakan biji jagung sehingga tongkol kosong.







Comments

Popular posts from this blog

Laporan pemveg PERBANYAKAN TANAMAN MENGGUNAKAN ORGAN KHUSUS

Laporan PERBANYAKAN BIBIT PISANG MENGGUNAKAN TEKNIK KULTUR JARINGAN

laporan kacang panjang