laporan STASIUN PENGAMAT CUACA/IKLIM
STASIUN PENGAMAT
CUACA/IKLIM
(Laporan Responsi Klimatologi Pertanian)
Oleh
Kelompok 7
Susanto 1814161020
![]() |
JURUSAN AGRONOMI
DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2019
I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Klimatologi
merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema
khusus kegiatan pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam
jangka pendek. Pengamatan dan penelaan ditekankan pada data unsur cuaca mikro
yakni keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman
atau obyek pertanian tertentu yang bersangkutan. Selain itu dalam hubungan yang
luas, klimatologi pertanian mencakup pula lama musim pertanian, hubungan antara
laju pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan faktor atau unsur-unsur cuaca
dari pengamatan jamgka panjang (Notohadiprawiro, 2008).
Dalam
pengelolaan cuaca dan iklim untuk bidang pertanian data cuaca yang benar sangat
dibutuhkan. Penyesuaian tanaman dengan cuaca dan iklim suatu daerah, peramalan
awal dan akhir musim hujan atau kemarau untuk kegiatan pertanian,
pengubahsuaian (modifikasi) cuaca dan penggantian satu atau beberapa unsur
cuaca dibutuhkan data cuaca yang benar dan dari hasil pengamatan yang panjang.
Data yang benar tentunya dihasilkan dari peralatan yang baku, cara, dan waktu
pengamatan yang mengikuti aturan yang disepakati secara nasional. Peralatan
meteorologi haruslah dapat menghasilkan data yang benar dan dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya. Kemudian data ini dapat dibandingkan dengan data di
tempat lain, sehingga kita dapat menliai cuaca dan iklim.
Dari
penjelasan dapat diatas maka perlu dilakukan praktikum pengenalan alat-alat
stasiun klimatologi agar dapat menggunakan alat klimatologi dan mendapatkan
data yang tepat (Notohadiprawiro, 2008).
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum
ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui jenis alat yang
terdapat pada stasiun cuaca. 2. Mengetahui cara penggunaan dari
masing-masing alat. 3. Mengetahui kegunaan dari
masing-masing alat.
II TINJAUAN
PUSTAKA
Iklim
merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi
tanaman. Jenis dan sifat iklim bisa menentukkan jenis tanaman yg tumbuh pada
suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang
pertanian sangat diperlukan. Seiring dengan dengan semakin berkembangnya isu
pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian
begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan
akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu
susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen (Ratna, 2012).
Manfaat
dari klimatologi bagi pertanian adalah untuk digunakan dalam perhitungan
kondisi udara dalam suatu kurun waktu tertentu atau digunakan sebagai tolok
ukur untuk menentukan kondisi udara dalam suatu kurun waktu mendatang dalam
periode lebih dati 1 bulan (bulanan, musiman dan tahunan) apakah akan
berlebihan (diatas normal) dari harga rata-rata yang baku. Dengan melihat
kondisi baik yang telah lalu, sedang berlangsungdan akan berlangsung, maka
perhitungan hasil produksi kotor dati faktor alam dapat dihitung. Oleh sebab
itu arti dan manfaat klimatologi dalam kaitan denngan produksi pertanian adalah
untuk menghitung hasil produksi pertanian dari sisi kondisi alam baik yang
telah berlangsung, sedang berlangsung dan akan berlangsung. Khusus untuk waktu
mendatang hal ini berhubungan prakiraan produksi akan dapat ditentukan
sebelumnya agar tidak terjadi kemelesetan yang sangat jauh atas kegiatan
pertanian. Dilain pihak klimatologi akan dapat pula digunakan dalam penyebaran
bahan pangan terutama dalam kondisi rawan pangan ataupun operasi pasar
(Ratna,
2012).
Menentukan
iklim suatu daerah diperlukan data yang telah terkumpul lama, hasil dari
pengukuran alat ukur khusus yang disebut instrumentasi klimatologi.
Instrumentasi tak jauh beda bahkan kadang sama dengan instrumentasi
meteorologi. Alat-alat ini harus tahan setiap waktu terhadap pengaruh-pengaruh
buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan
membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya. Data
yang terkumpul untuk iklim diperlukan waktu yang lama, tak cukup satu tahun
bahkan 10-30 tahun (Notohadiprawiro, 2008).
Penempatan
stasiun klimatologi sedapat mungkin memenuhi syarat yaitu Sekeliling luasan
terpelihara dengan tanaman penutup (rerumputan atau tanaman yang rendah)
sebatas pada pengaruh gerakan angin, Disekitar atau dekatnya tidak ada jalan
raya (jalan besar), Tempatnya pada tanah yang datar, dan Bebas atau jauh dari
bangunan dan pohon-pohon besar, serta Letak stasiun jangan terlalu jauh dengan
pengamat dan keperluan pengamatan. Hal ini akan lebih baik dalam ketepatan
waktu dan kondisi yang dapat dipercaya (Notohadiprawiro, 1998).
Menurut
WMO (World Meteorology Organization)
dalam penempatan stasiun klimatologi pertanian diutamakan di stasiun percobaan
Agronomi, Hortikultura, Peternakan, Kehutanan, hidrologi, lembaga penelitian
tanah, Kebun raya ataupun cagar alam serta daerah yang perubahan cuacanya
sering menyebabkan kerugian terhadap produksi pertanian (Ratna, 2012).
III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Sabtu,28 Oktober 2019 dan dilaksanakan di stasiun
pengamatan iklim, Laboratorium Tepadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
3.2 Alat Dan Bahan
Peralatan
yang digunakan dalam praktikum adalah alat tulis sedangkan bahan yang digunakan
dalam praktikum adalah peralatan stasiun iklim seperti: camble stock,omro meter
, termometer suhu,panci evaporasi dan lain lain.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur
kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Dlakukan pengamatan pada masing – masing alat di stasiun iklim
2.
Dijelaskan fungsi dari masing – masing alat oleh dosen pembimbing
3.
Dicatat fungsi dari masing – masing alat yang ada di stasiun iklim
4.
Dilakukan pengambilan gambar pada masing – masing alat
IV HASIL DAN
PEMBAHASAN

Lamanya
penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar
matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepatmengenai
pias yang khusus dibuat untuk alat ini
dan meninggalkan pada jejak pias.
Dipergunakannya
bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan
sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi matahari.
Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan bola gelas dan
sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari bersinar sepanjang
hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak
terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak di piaspun
akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian terbakar yang
terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari
(Khaeruddin, 2010).

Hook
Gauge adalah suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi
permukaan air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga
cara pembacaannya berlainan. Untuk jenis cassella, terdiri dari sebuah batang
yang berskala, dan sebuah sekrup yang berada pada batang tersebut, digunakan
untuk mengatur letak ujung jarum pada permukaan air dalam panci. Sekrup ini
berfungsi sebagai micrometer yang dibagi menjadi 50 bagian. Satu putaran penuh
dari micrometer mencatat perubahan ujung jarum setinggi 1 mm. Hook gauge buatan
Perancis mempunyai micrometer yang dibagi menjadi 20 bagian. Dalam satu bagian
menyatakan perubahan tinggi jarum 0,1 mm, berarti untuk satu putaran penuh,
perubahan tinggi jarum sebanyak 2 mm (Khaeruddin, 2010).
Cara
mengoperasikan alat untuk mencari jumlah penguapan yaitu diputar Hook Gauge hingga ujung kaitannya bersinggungan dengan permukaan
air dalam Still Well, lalu baca skala
yang bersinggungan dengan putaran Hook
Gauge. Untuk memperoleh nilai
penguapan selama 24 jam, digunakan rumus : (Pembacaan I – Pembacaan II) +
Jumlah curah hujan yang diukur dengan penakar hujan obs), yang diketahui bahwa
pembacaan I : Pembacaan skala hook gauge
pada jam 07.00 kemari dan pembacaan II : pembacaan skala hook gauge pada jam
07.00 hari ini (Khaeruddin,
2010).
4.3 Ombrometer
![]() |
Ombrometer
adalah alat pengukur cuaca yang digunakan untuk mengukur tingkat curah hujan
disuatu tempat dengan menggunakan satuan milimeter (mm). Air hujan yang
tertampung dalam gelas ukur diukur oleh ombrometer dan kemudian akan dicatat
dengan sebuah alat yang bernama Pluviogaf (Sabarudin,2014).
Ombrometer
berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan. Alat ini dipasang diatas tonggak
kayu yang dibeton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai mulut
corong penakar, luas penampang corong
yaitu 100 cm2 dengan kapasitas menampung curah hujan ± 5 liter, dan
ditengah corong penakar dipasang kran. Jumlah curah hujan yang tertampung akan
dituangkan melalui kran dan ditakar dengan gelas ukur yang berskala sampai
dengan 20 mm. Pengamatan dilakukan jam 07.00 WS dengan membuka kran dan
menampung air hujan dalam gelas penakar kemudian dibaca skala yang menunjukkan
jumlah curah hujan yang terjadi selama 24 jam setelah itu dilakukan pencatatan
(Hendayana, 2011).
Cara
kerja ombrometer yaitu saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam
corong penakar. Air yangmasuk dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam
tabung penampung. Pada jam-jam pengamatan air hujan yang tertampung diukur
dengan menggunakan gelasukur. Apabila jumlah curah hujan yang tertampung
jumlahnya melebihi kapasitasukur gelas ukur, maka pengukuran dilakukan beberapa
kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua (Sabaruddin, 2014).
4.4 Aktinograf

Actinograph
adalah perbedaan panjang akibat adanya perbedaan temperatur. Kemudian bimetal
diatur sedemikian rupa sehingga bila kedua lempengan logam berada pada
temperatur yang sama maka pena akan menunjukkan angka nol. Kemudian jika
terdapat radiasi matahari yang mengenai
lempengan - lempengan tersebut, lempengan yang berwarna
hitam akan menyerap panas lebih banyak sehingga logam hitam tersebut lebih
panjang dibandingkan dengan logam berwarna putih yang sifatnya kurang menyerap
panas.Diantara lempengan tersebut
disambung dengan pena yang apabila terjadi perubahan temperatur menyebabkan
perubahan panjang sehingga potongan lempeng logam tersebut akan menggerakkan
pena. Pena tersebut bergerak naik turun. Makin besar intensitas radiasi
matahari yang mengenai lempengan logam,
maka makin besar pula perbedaan temperatur kedua logam tadi. Semakin
besar perbedaan temperatur semakin besar pula perbedaan panjang, sehingga pena bergerak semakin tinggi.
Sistem
pencatatan pena pada pias dilakukan secara mekanis. Pena bergerak naik turun
pada pias yang yang digulung pada silinder jam sehingga dapat membuat jejak
(grafik) pada kertas pias yang direkatkan pada silinder yang berputar, kertas
pias tersebut terdapat skala waktu dan satuan luas. Dari kertas pias tersebut dapat kita peroleh
hasil rekaman intensitas radiasi matahari total di suatu tempat selama waktu
tertentu ( harian atau mingguan).
4.5 Termometer
Tanah
![]() |
Termometer tanah adalah sebuah termometer yang khusus
dirancang untuk mengukur suhu tanah. Alat ini berguna pada perencanaan
penanaman dan juga digunakan oleh para ilmuwan iklim, petani, dan ilmuwan
tanah. Suhu tanah dapat memberikan banyak informasi yang bermanfaat, terutama
pemetaan dari waktu ke waktu. Ciri-ciri dari termometer tanah adalah pada
bagian skala dilengkungkan, namun ada juga yang tidak dilengkungkan
(Nurmala,2011).
Termometer tanah
digunakan untuk mengukur suhu tanah. Termometer ini
diletakkan pada tanah gundul dan tanah dengan vegetasi
(Lakitan, 2002). Prinsip kerja termometer tanah hampir sama dengan termometer
biasa, hanya bentuk dan panjangnya berbeda. Pengukuran suhu tanah lebih teliti
daripada suhu udara. Perubahannya lambat sesuai dengan sifat kerapatan tanah
yang lebih besar daripada udara. Sampai kedalaman 20 cm digunakan
termometer air raksa dalam tabung gelas dengan bola
ditempatkan pada kedalaman yang diinginkan. Ciri-ciri dari termometer tanah
adalah pada bagian skala dilengkungkan.halini dibuat adalah untuk memudahkan
dalam pembacaan termometer dan menghindari kesalahan paralaks
(Hendayana, 2011).
Cara kerja alat yaitu
hanya diletakkan dikedalaman masing-masing, kemudian dicatat pada jam-jam
tertentu yaitu jam: 07.00, 09.30, 13.00, 17.00. Biasanya kedalaman termometer
akan memberikan suhu yang terkecil. Seperti suhu yang kami catat kemarin dengan
kedalaman urut mulai dari 0 cm sampai 1 meter :40.4 derajat, 38.2 derajat, 30.8
derajat, 27.6 derajat, 27.6 derajat, 28.5 derajat, 28.0 derajat. Satuan derajat
diatas menggunakan celcius (Hendayana, 2011).
4.6 Panci Evaporasi
![]() |
Evaporimeter
panci adalah sebuah alat yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat mencatat
jumlahpenguapan yang tejadi selama 24 jam. Evaporimeter termasuk jenis alat
konvensional yaitu alat yang harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk
memperoleh data.Alat ini tidak dapat mencatat sendiri. Evaporimeter merekam
penguapan yang terjadi dengan cara membaca angka yang ditunjukkan sesuai tinggi
permukaan air dalam panci. Satuan dasar untuk alat Evaporimeter adalah
millimeter (mm).Evaporimeter panci terbuka jenis United State Class A Pan
mempunyai desain silinder dengan ukuran diameter 120,7cm dan tinggi 25,4cm.
Panci tersebut terbuat dari besi,tembaga atau logam lainnya yang anti karat
dengan ketebalan 0,8 mm dan biasanya tidak di cat.
Bagian
dasar panci dibuatkan pondasi yang terbuat dari kayu yang mempunyai ukuran
ketebalan sekitar 3-5 cm, dan diletakkan di atas tanah. Kayu tersebut dicat
sehingga tahan terhadap cuaca dan rayap. Bagian atasnya juga dicat putih untuk
mengurangi penyerapan radiasi matahari.
Kadar
penguapan tidak dapat diukur secara langsung. Oleh karena itu maka prinsip
kerja evaporimeter menggunakan perubahan tinggi air dalam panci. Air dalam
panci mengibaratkan jumlah penguapan udara yang terjadi dalam area 1m^2 Karena
evaporimeter adalah alat yang mengukur kadar penguapan yang terjadi selama 24
jam, maka pengamatan penguapan menggunakan evaporimeter, khususnya dengan
evaporimeter panci terbuka jenis United State Class A Pan dilakukan satu kali
sehari yaitu pada jam 07.00 WIB atau 00.00
UTC. Atau jika pada stasiun klimatologi yaitu pada jam 07.30, 13.30, dan
17.30 WIB.
Evaporimeter
panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci,
makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada
permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya.

Fungsi
alat AWS adalah untuk mengukur dan mencatat unsur cuaca secara otomatis. AWS
ini dilengkapi dengan alat sensor , unsur- unsur cuaca akan terdeteksi oleh
sensor dan terekam selama 24 jam, dan unsur-unsur cuaca tersebut akan terekam
setiap 10 menit pada alat Lodger, kemudian data dari Lodger tersebut
dipindahkan dan di edit ke PC Computer program AWS. Data yang sudah tercatat
pada PC Computer program AWS diarsipkan kemudian dikirim ke BMG Jakarta. Alat
ini dapat mengamati dan mencatat unsur - unsur cuaca, yaitu Suhu udara, Suhu
tanah dengan kedalaman 10 cm dan 20 cm, kelembaban udara, titik embun, tekanan
udara, arah dan kecepatan angin, curah hujan, dan radiasi matahari. Waktu
pengamatan dilakukan selama 24 jam (Khaeruddin, 2010).
AWS
(Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem
terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di
proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi
dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED
Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan
meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi,
tekanan udara, pyranometer, net radiometer. RTU (Remote Terminal Unit)
terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi sebagai
terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke
unit pengumpulan data pada komputer.Masing-masing parameter cuaca dapat
ditampilkan melalui LED (Light Emiting Diode) Display, sehingga
para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu (present weather) dengan
mudah (Khaeruddin,
2010).
Cara
kerja weather station dalam pengaplikasian prediksi cuaca adalah weather
station diletakkan di luar ruangan kemudian sensor pada weather station akan
merekam semua perubahan cuaca secara langsung dan memprosesnya di
mikroprosessor pada data logger. Setelah itu, hasil processing data di data
logger akan disalurkan ke data logger melalui kabel dan tersimpan dalam bentuk
logger (file log) (Wisnubroto ,2006).
4.8 Termometer Bola
Basah dan Kering
![]() |
Termometer
bola basah dan bola kering adalah alat yang hampir sama dengan thermometer
lainnya. Alat ini berfungsi untuk mengetahui suhu udara dan kelembaban yang ada
di lingkungan sekitar. Cara penggunaan alat ini adalah dengan cara melihat
langsung skala yang ditunjukkan oleh termometer basah ataupun termometer
kering. Cara membacanya sama aja dengan termometer manual lainnya yaitu dengan
melihat pergerakan cairan yang ada di dalam termometer tersebut. Jika suhu naik
air raksa dalam bola akan mengembang dan naik melalui kolom tabung termometer
yang berskala. Jika suhu turun air raksa dalam tabung akan turun. Ujung atas
air raksa adalah suhu udara pada saat pembacaan (Bayong, 2006).
V.
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari praktikum ini adalah sebagai berikut;
1.
Alat – alat yang berada di stasiun iklim
diantaranya : termometer tanah,panci
Evaporasi,ombrometer, dan lain – lain.
2.
Setiap alat mempunyai kegunaan yang
berbeda-beda tergantung dari jenis alt tersebut misalnya panci Evaporasi
berguna untuk mengukur penguapan.
3.
Masing- masing alat mempunyai cara
penggunaan yang berbeda tergantung dari prinsip kerjanya.
Comments
Post a Comment