praktikum mekanisasi pertanian alat pengolahan lahan


I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Salah satu tahap yang dilakukan dalam usaha pertanian adalah pengolahan tanah. Pengolahan tanah bertujuan untuk mendapatkan kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Untuk dapat berperan sebagai media yang baik bagi pertumbuhan tanaman, tanah harus menyimpan dan menyediakan air dan unsur hara serta bebas dari konsentrasi bahan beracun yang berlebihan. Selain itu, aerasi yang baik juga harus terpenuhi karena akar-akar tanaman harus bernapas terus.

Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa masalah pengolahan tanah merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan produksi tanaman yang optimal.Kondisi tanah yang baik adalah salah satu faktor berhasilnya produksi tanaman, dan untuk mencapai kondisi tanah yang baik itu diperlukan alat-alat pertanian.Meskipun masalah utama di dalam pembukaan dan pengolahan tanah adalah bagaimana agar didapatkan tingkat efisiensi yang optimal.

Pada kenyataanya kebanyakan tanaman tidak mampu menyalurkan oksigen dari bagian tanaman yang berada di atas tanah kebagian perakaran dengan kecepatan yang mencukupi bagi pernapasan akar. Oleh sebab itu, pertukaran oksigen dan karbon dioksida harus terjadi secara terus menerus pada pori-pori tanah yang berisi udara dengan atmosfer luar. Untuk dapat memenuhi keadaan-keadaantersebut maka dilakukan pengolahan tanah yaitu dengan mengubah struktur tanah dari keadaan gempal (padat) menjadi remah.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pengolahan tanah primer (bajak singkal) yaitu :
1.Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi, jenis, alat pengolahan tanah pada olah tanah primer yaitu bajak singkal.
2.Agar mahasiswa dapat menghitung slip yang terjadi saat pembajakan.





II  TINJAUAN PUSTAKA


Alat pengolah tanah yang terdiri dari beberapa pisau yang tertaut pada poros yang berputar dari sumber tenaga traktor atau disambungkan dengan sumber daya putar dari traktor (PTO), berfungsi mencacah dan menghancurkan tanah yang ringan atau bongkahan tanah hasil pembajakan dengan bajak singkal atau bajak piringan dimana lebar poros menentukan lebar pengolahan tanah.Alat pengolah tanah pertama adalah alat-alat yang pertama sekali digunakan yaitu untuk memotong, memecah dan membalik tanah. Alat-alat tersebut ada dikenal beberapa macam, yaitu bajak singkal, bajak piring, bajak pisau berputar, dan bajak chisel ( Daywin, et al., 2008).

Bajak merupakan alat pertanian yang paling tua, telah dipergunakan  sejak 6000 tahun sebelum masehi di Egypt. Pada awal mulanya bajak sepenuhnya ditarik oleh tenaga manusia, dengan bentuk yang sangat sederhana. Kemudian Thomas Jefferson merancang secara istimewa dengan prinsip perhitungan matematika. Untuk pertama kalinya alat pengolahan tanah ini dibuat dari kayu kemudian dari besi tuang sebagai bahan utamanya, selanjutnyan dibuat dari baja. Sejak tahun 1865 digunakan sistem dua mata bajak, kemudian diikuti dengan pemakaian tiga mata bajak dan seterusnya, penggunaan mata bajak tergantung pada besarnya daya penarik bajak tersebut (Rizaldi, 2006)
.
Bajak singkal ditujukan untuk pemecahan banyak tipe tanah dan cocok sekali untuk pembalikan tanah serta penutupan sisa-sisa tanaman. Telapak bajak secara keseluruhan merupakan hal yang sangat esensial untuk pembajakan yang baik, pemotongan oleh mata bajak dan sedikit pengangkatan irisan alur, pengendalian sisi samping, kemantapan bajak, sementara singkal menyelesaikan pengangkatan, penggemburan, dan pembalikan pemotongan tanah paliran (Smith dan Wilkes, 1990).
Untuk memotong-motong sisa tanaman atau seresah tanaman yang tertinggal dan mencampurnya dengan tanah lapis atas.-Untuk memecah bongkahan tanah dan sedikit memantapkan lapis atas tanah sehingga menempatkan tanah dalam kondisi yang lebih baik untuk penyebaran perkecambahan biji. Untuk membinasakan gulma pada lahan yang diberokan. Tipe alat-alat yang digunakan untuk pengolahan tanah sekunder adalah garu, penggilas, dan penggembur tanaman dan alat-alat pembuatan mulsa dan pemberaan. Garu adalah peralatan yang digunakan untuk meratakan tanah dan memecahkan bongkahan-bongkahan tanah, mengaduk tanah, mencegah dan membinasakan gulma. Dibawah kondisi tertentu, garu dapat digunakan untuk menutup biji. Ada tiga jenis utama garu, yaitu garu piringan, garu gigi paku dan garu gigi pegas (Smith dan Wilkes, 1990)

Garu piringan (disk-harror), pada prinsipnya peralatan pengolah tanah ini hampir menyerupai bajak piringan, khususnya bajak piringan vertikal. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran, kecekungan dan jumlah piringannya. Garu piringan mempunyai ukuran dan kecekungan piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan bajak, hal ini disebabkan pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak diperlukan pernbalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah pertama. Selanjutnya karena draft penggaruan lebih kecil dari draft partibajakan, maka dengan besar daya penarikan yang sama lebar kerja garu akan lebih besar dibandingkan dengan lebar kerja bajak, dengan demikian jumlah piringan garu piringan dengan sendirinya akan lebih banyak dibandingkan dengan bajak piringan (Soedijanto, 1971).


                                    III.HASIL DAN PEMBAHASAN

 3.1 Hasil
Nama alat
panjang
lebar
tinggi
Bajak singkal



Bajak piringan



Bajak rotari




3.2  Pembahasan
      Bajak singkal (mold board plow)
Bajak singkal merupakan salah satu di antara alat pertanian tertua dan umumnya dianggap sebagai alat yang paling penting. Bajak singkal termasuk jenis bajak yang paling tua. Di Indonesia jenis bajak singkal inilah yang paling umum digunakan oleh petani, dengan menggunakan traktor sebagai sumber daya penariknya bajak ini dikaitkan atau diimplementasikan dengan traktor. Mata bajak adalah bagian yang berfungsi aktif untuk mengolah tanah dengan cara memotong dan membalik tanah.

Bajak piringan (disk plow)
Adanya kelemahan-kelemahan bajak singkal maka orang menciptakan bajak piringan. Bajak piringan cocok untuk bekerja pada : tanah yang lengket, tidak mengikis dan kering dimana bajak singkal tidak dapat masuk; tanah berbatu, atau banyak sisa-sisa akar; tanah gambut; serta untuk pembajakan tanah yang berat. Namun penggunaan bajak piringan ini untuk pengolahan tanah ada juga kelemahannya antara lain: tidak dapat menutup seresah dengan baik; bekas pembajakan tidak dapat betul-betul rata; hasil pengolahan tanahnya masih berbongkah-bongkah, tetapi untuk lahan yang erosinya besar hal ini justru dianggap menguntungkan.


      Bajak rotari atau bajak putar (rotary plow)
      Pengolahan tanah dengan menggunakan bajak, akan diperoleh bongkah-bongkah yang masih cukup besar, biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk mendapatkan keadaan tanah yang lebih halus lagi. Dengan menggunakan bajak putar maka pengerjaan tanah dapat dilakukan sekali tempuh. Bajak putar/bajak rotary dapat digunakan untuk pengolahan tanah kering ataupun tanah sawah. Kadang-kadang bajak putar ini digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan. Penggunaan bajak putar untuk pengolahan tanah dapat diharapkan hasilnya baik, bila tanah dalam keadaan cukup kering atau basah sama sekali. Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau dan mempercepat putaran dari rotor dan memperlambat gerakan maju.

Pengolahan tanah merupakan kegiatan mengelolah tanah menjadi lahan yang baru atau lahan yang siap untuk ditanami, guna memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari manusia. Setiap pengolahan tanah memerlukan perlakuan yang khusus agar tumbuhan atau tanaman yang ditanam bisa menghasilkan hasil tanaman yang memuaskan atau yang sesuai dengan keinginan. Untuk mengelolah tanah atau lahan yang sesuai dengan keinginan maka perlu perlakuan yang khusus pula yaitu diantaranya menggunakan peralatan yang mendukung atas penanaman yang akan kita lakukan, berbeda tanaman yang akan ditanam maka perlakuan pengolahan tanah atau lahan pun sedikit berbeda (Dahono, 1997).

Alat pengolah tanah pertama adalah alat-alat yang pertama sekali digunakan yaitu untuk memotong, memecah dan membalik tanah. Alat-alat tersebut ada dikenal beberapa macam, yaitu bajak singkal, bajak piring, bajak pisau berputar, dan bajak chisel.

Bajak singkal dua arah adalah  jenis bajak singkal dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah, arah pelemparan  atau pembalikan tanahnya dapat diatur dua arah yaitu ke kiri maupun ke arah kanan. Jenis bajak ini mempunyai mata bajak yang kedudukannya dirancang untuk dapat diputar ke kanan ataupun ke kiri  dengan cepat, sesuai dengan arah pelemparan ataupun pembalikan tanah yang dikehendaki. Penggunaan bajak singkal dua arah mempunyai beberapa kelebihan akan menghasilkan pembalikan tanah yang seragam untuk seluruh petak tanah yang diolah, praktis untuk pengolahan tanah sistem kontur dari hasil kerjanya tidak akan  berbentuk alur mati (dead-furrow) ataupun alur punggung (back-furrow), sehingga pembajakan dapat teratur dan rata. Namun kelemahannya adalah konstruksinya lebih berat dan lebih rumit, untuk ukuran bajak yang besar perlu dilengkapi sistem hidrolis untuk pemutaran mata bajaknya, perlu keterampilan yang lebih baik dari pengemudinya (Soedijanto, 1971).























                                                IV  KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
       1.        Pengolahahan tanah dibedakan menjadi dua yaitu pengolahan primer dan pengolahan sekunder. Pengolahan primer adalah pengolahan pertama yang dilakukan untuk membalik tanah. sedangkan pengolahan sekunder merupakan pengolahan kedua yang dilakukan untuk memecah tanah.
       2.        Alat yang digunakan untuk melakukan pengolahan primer adalah mesin bajak, seperti bajak singkal. Sedangkan alat yang digunakan untuk pengolahan tanah sekunder adalah garu, seperti garu piring.
       3.        Perbedaan mesin untuk pengolahan tanaha primer dan sekunder terletak dimata pisaunya, bajak mempunyai mata pisau sedangkan garu tidak memiliki mata pisau.


Comments

Popular posts from this blog

Laporan pemveg PERBANYAKAN TANAMAN MENGGUNAKAN ORGAN KHUSUS

Laporan PERBANYAKAN BIBIT PISANG MENGGUNAKAN TEKNIK KULTUR JARINGAN

laporan kacang panjang